".......atau kau berikan saja kalimat-kalimat romantis penggoda, itu
mudah didapat, cari saja di google, dan tinggal pilih mana yang cocok.
Yah.., agak murahan sih, tapi itu bisa jadi pilihan"
Opsi sudah ditawarkan mulai dari yang ekstrim hingga yang gombal,
tinggal Rian menentukan pilihan untuk menyikapi cintanya yang baru
saja berkembang tapi mendadak buntu itu. Namun sayang, bagi Rian semua
opsi yang ditawarkan Kojin malah terasa tak lebih dari sampah yang
ditumpahkan, tak satu opsipun bisa diambil untuk sedikit mencerahkan
kalut yang menyelimuti. Bergolak dan tak mungkin melerai rasa ingin
pada Mita itu justru makin di ubun-ubun, bahkan Kojin yang tadinya
mejadi harapan malah terlihat seperti nenek-nenek sihir yang cerewet.
Buntu, tak lagi bisa mendengar kalimat, yang ada makin gelap. Tak
satupun kalimat yang diucap Kojin bisa dimanfaatkannya. Sepertinya
hanya mengubah level pahitnya liur secara drastis.
"Kerasukan apa engkau ini?" Kojin mulai melihat Rian yang berekspresi
lain dan gelagat tak beres.
"Rian, Rian, Rian!" Kojin mulai was. Rasa takut mulai mengambil posisi.
"Ya, om" sahut Rian.
Cukup alasan rasanya untuk leganya perasaan Kojin mendengar sahut
Rian, hingga Kojin bisa membuang nafas dengan lapang.
"Gila kau ini, membuat jantungku hampir berhenti" sumpah Kojin menumpah.
"Ha ha ha...., emang cinta mulai dulu selalu membuat orang yang waras
menjadi gila, lihat dirimu!" ujar kojin.
"Aku melihatmu bukan seperti orang yang rindu, tapi lebih seperti
orang marah, yang tak bisa mengendalikan apapun.
Ya, sudahlah, selama kau masih bisa tertutup tak masalah dengan apa
yang orang lain pikirkan. Semua akan baik-baik saja"
Kojin melepas permasalahan Rian, karena tersadari tak ada solusi bagi
Rian kecuali menatap wajah kekasihnya. Tak mungkin bagi Rian menafikan
perasaan cinta yang melilit hingga sumsum itu.
Mungkin tidak semua pertanyaan ada jawabnya. Tapi salahkah jika Rian bertanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar