10.23.2014

Lelah

"Barangkali yang aku minta hanya kau masih sedia kirimkan kabar. Mengetahui kau baik-baik itu sudah lebih dari cukup.
Andai kau tahu, hati ini masih hanya tentangmu, aku masih tak bisa menggantimu dengan yang lain" itu saja perasaan Laya.
Laya hampir tak tahu lagi semua yang sedang dilalui dalam hidup. Yang dia rasa hanya kehilangan arti setelah mengenal pria brengsek, pria yang seharusnya tidak masuk dalam kehidupannya namun kini justru ada dan membalik semua, menyadarkan kenyataan, kenyataan yang terasa menghukum, seolah dia telah salah melangkah. Ingin menangis tapi apa yang ditangisi, ingin marah, pada siapa harus marah, ingin mengakhiri, apa yang diakhiri. Sekarang apa yang diucap hanya sekedar ucap, daripada tidak.
Pun ketika air matanya menetes tak sekalipun dia bisa keluhkan pada yang lain. Dan diam menjadi pilihan, menutupi sesalnya sendiri.

Laya larut dengan dirinya sendiri membiarkan Andika berdebat dengan guru. Sedang Rian malah mendengkur terlihat lelap dengan rasa capek yang dalam.

10.19.2014

Olok Serangga Malam.

"Begitu mudah hati dibolak-balikan, lalu masihkah kau mengikuti kata hati yang seperti kebanyakan orang katakan?
Hati tak pernah mengatakan sesuatu, hati hanya perasa terhadap sesuatu, hati hanya penambah kesan dari apa yang mata, telinga, hidung, lidah pun peraba telah terima dengan sadar. Ada satu lagi yang bisa mempengaruhi hati untuk membuat kesan yaitu imajinasi. Bahkan kemampuan otak untuk berimajinasi sangat halus menipu dalam penataan urutan dari  sebuah kronologis, sehingga jika kau lebih jeli maka pola pikirlah yang lebih sering menguasai pembentukan kesan terhadap sesuatu, lalu tak terasa seseorang bisa berubah menjadi kurang obyektik.
Hati kita hanya satu, maka jika kau berubah penilaian terhadap sesuatu yang dulunya sesuatu itu kau suka dan sekarang menjadi tak begitu kau suka lagi maka tanyakan pada dirimu sendiri, telah terisi sesuatu apa yang lain hatimu sehingga sesuatu yang dulu itu menjadi tak dihati lagi.
Tak banyak orang yang bisa membagi hati" Ujar guru.

Laya terdiam, dia tahu jika sudah tak memiliki prioritas dihati, terasa benar imajinasi itu telah memberi warnanya sendiri terhadap kesadarannya yang membuat dia justru bingung hingga dia tak tahu arah.
"Tak mudah, aku hanya bisa menyampaikan, aku tidak berada di kondisi seperti yang sedang kau alami, barangkali aku juga bimbang sepertimu jika di kondisi seperti itu.
Setidaknya aku mencoba memilah hal yang sebenarnya kau sadari tetapi kau melupa.
Bersabar sangat mudah diucap tapi sangat sulit dihadirkan dalam diri sehingga terasa benar-benar kita tak bimbang.
Aku tidak mengajari, hanya saja jika aku begitu gelisah maka aku tanyakan pada diriku sendiri, apa sesuatu di dunia bisa membuat aku gentar. Lalu dimana bukti bahwa hanya Tuhan yang membuat aku tunduk sujud.
Ah aku ternyata masih berat urusan dunia Ya Rob. Aku masih tidak mempercayai rencanamu Ya Rob.

Pun nderek atur (ya sudah aku mengikuti-Mu)" sambung guru.

Suasana menjadi hening, masing-masing larut, tak tahu harus apa. Serangga malam menjadi jelas terdengar riuh mengolok.

10.14.2014

Masih Ingat

"Aku sering teringat saat pertama aku bertemu dengannya. Senyumnya yang akan terbayang sampai gelap abadi nyata didepanku"
Sedang gelap yang ada telah menyelimuti bumi. Rian yang berjalan di belakang lebih sibuk mendengar ocehan perempuan dewasa yang berjalan didepannya, hingga tak jarang Rian tersandung hingga sempoyong.
"Kau masih peduli dengannya" tanya Rian ingin lebih tahu.
"Menurutmu?"

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...