Tidak bersama orang-orang yang menyebalkan dan suka bicara jorok tak
sepenuhnya menyenangkan bagi Rian.
Dan tak bersama siapapun justru akan berarti mengumpulkan semua
bayangan tentang seorang perempuan yang tak pernah bisa hilang dari
ingatannya.
Dulu Rian berpikir jika membiarkan Mita bebas untuk memilih jalan
sepeti apa yang diingininya itu akan menunjukkan bahwa Rian akan mampu
sendiri dan akan tetap kuat walau tanpa adanya Mita, tapi sayang semua
itu malah berlaku sebaliknya, Rian hanya menunjukkan bahwa dirinya
telah lari dari kenyataan.
Jelas yang didapatnya bukan keadaan yang makin membaik. Mungkin
terlambat untuk Rian mempercayai adanya kesempatan kedua, belum lagi
Rian yang tak pernah tahu bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan
itu kembali.
Rian hanya tahu tidak akan ada alasan yang cukup bagi Mita untuk
mempertahankan cinta dengannya. Sedang Rian juga sangat tahu arti dari
seorang yang menghindar, jika itu tak lebih dari cara menyimpan rasa
terhadap yang dihindari, hanya saja kecerdasannya yang menguasai
hingga menghindar menjadi pilihan, tapi setengah dari hatinya
mengenang bahkan jika ada kesempatan maka mata akan mencuri pandang.
Dan ketika Mita sama sekali tak memandang apakah itu berarti Mita
lupa. Membiarkan senyum mengembang rupanya menjadi kalimat pemaklum
Rian terhadap Mita, betapa perempuan selalu menyembunyikan.
9.20.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar