5.28.2012

Air Mata Dewi


Tubuh Dewi masih terlihat sangat letih, letih tubuh juga perasaan. Dewi masih enggan untuk menemui Arya. Selalu timbul perasaan malu jika teringat saat terkena mantra dari tetua adat. Dewi ingin  marah akan tetapi hati kecilnya justru tersenyum.
Dengan berat Dewi beranjak dari tempat tidur lalu menuju cermin besar yang ada di dinding kamar. Bukanlah untuk bersolek atau memastikan kecantikan, melainkan untuk bertanya siapa sebenarnya dia. Dewi memandangi bayangan tubuhnya yang ada di dalam cermin, kemudian terdiam. Diraba tanduk tipis yang ada di kepala, terlihat ada kesedihan di matanya, mengapa harus tumbuh tanduk, Tanya dia dalam hati, sungguh tak pernah diinginkan .

“Bukankah aku iblis yang dikutuk, bukankah semua manusia membenciku, bahkan mereka menyalahkan aku untuk sesuatu yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan. Aku bersedia menerima fitnah itu tanpa keluhan.
Sepertinya kaumku akan selalu dipersalahkan atas semua kebejatan manusia, manusia tidak pernah mengakui kesalahannya, sedang kesalahan itu berasal dari isi kepala manusia itu sendiri, namun selalu kaumku yang dijadikan kambing hitam. Tetapi kaumku sejak awal telah menerima dengan ikhlas, dan memang sampai akhir nanti kaumku akan selalu dijadikan sasaran fitnah.
Tapi Arya…”

Dewi tersadar ada air mata yang telah melinang, segera Dewi mengusap dengan kain lengan baju yang dikenakan. Dewi malu terhadap bayangannya sendiri yang ada didalam  cermin, dia tersenyum mencoba untuk kembali profisional.

Untuk kali pertama, Dewi ingin mengenakan busana yang lebih menutup. Entah…

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...