9.20.2018

Menepi

Aku tidak lupa siang itu. Aku sembunyi di bawah pohon ara ketika terik matahari serasa pintu neraka terbuka dan ingin membakar setiap kehidupan dimuka bumi.
Lalu setelah sore dan matahari mulai menepi sebelum malam mengabil alih peran aku malah rasa tak ingin malepas dan takut kehilangan.

9.18.2018

Bunga

Terkadang ia tidak tahu untuk alasan apa berusaha tampil lebih. Yang ia tahu banyak hal indah telah teringgal di masa lalu tanpa ia bisa bawa untuk hari esok. Aku rasa semua hanya menyisakan tanya yang mengganjal dan tak pernah bisa ia ucap apalagi berbagi dengan sahabat.


8.22.2018

Bahagianya

Hanya ingin tahu lebih banyak dan kemudian melepas ekspresi seapa yang ia mau untuk setiap apa yang ia suka.
Selalu melepas tawa di tiap kegirangan yang bertubi datang dan hanya merengek ketika sudah lelah lalu tertidur untuk tawa-tawa berikutnya.
Hal yang barangkali sudah tidak ada di ketika kita menjadi dewasa. Sebab apa?  
Kemerdekaan untuk menentukan yang disebut nasib yang justru membelenggu bahagia. Ketika seseorang belum memahami dengan apa yang disebut nasib semuanya terlalu indah dan tak ada satupun yang disebut sebagai kerumitan.

Ah... hanya barangkali

8.18.2018

Diam

Di kebun karet aku menemukan satu dari jenis anggek tanah. Warga kampung tak banyak yang mengetahui jika bunga ini masuk jenis dari anggrek.
Aku hanya bisa membiarkan sesuatu untuk mengekspresikan apa yang menjadi sunyi. Terkadang ketika kau menemukan sesuatu yang indah akan mendapat suasana hati yang indah juga. Pula ketika kau melepas sesuatu yang indah jika kau mengerti maka sesuatu yang indah itu akan tetap indah yang kau miliki taklah akan hilang keindahannya.

5.27.2018

Senja

"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku.

Kala senja telah menjauh dan mendekatkan seluruh penat pada pada sang malam aku hanya bisa merasa bodoh. Pun iblis melepas senyum puas atas kemenangannya.
Apa yang telah pernah kulakukan kecuali membawa pada kesesatan. 
Aku jijik melihat aku yang selalu berdalih sedang nyata kau tahu aku hanya menyeret orang lain untuk dosa demi dosa"

Raut Urip tampak lelah ketika apa yang terlintas dari masa lalunya hanya bisa terbaca sebagai ketidak baikkan. Tenggelamnya matahari bukanlah hal yang seperti orang lain saksikan sebagai seharusnya keindahan alam. Bagi Urip ketika matahari tenggelam di ujung cakrawala yang jauh membentang itu justru presentasi semua keburukan yang ia sembunyikan di ruang ingatannya yang gelap.

5.05.2018

Menjelang Siang

Matahari telah cukup dari menghangatkan sedang mataku terasa pedih setelah melalui malam tanpa tidur. Aku masih sesekali mengingat ketika semua belum seperti yang sekarang. Pun takutku masih sama andai aku diberi kesempatan. 
Tentu aku masih bisa merasa apa yang kau rasa. Ketika kau terlupa hingga lepas tertawa atau ketika sesekali mengingat kebersamaan yang mungkin kurang berarti tapi masih saja ada di ingatan.
Sejauh apa kau rasa dan rasa itu pula yang masih berbisik di ketika aku mengingatmu

5.04.2018

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...