9.19.2012

Musim Kabut

Berada di masa yang membingungkan dan sama sekali tidak memberi
pilihan. Rian harus mengahadapi masa puber diantara kecongkaan para
dewasa yang menjadikan dirinya sangat tertekan. Tapi bukankah lebih
baik jika menikmati saja arus kehidupan, sampai nanti waktu yang
ditunggu itu tiba, dimana cita-cita yang dipendam dan sering menganggu
tidurnya itu akan menyata.
Prinsip moralitas jelas sangat jauh, tapi inilah kenyataan yang terjadi.
Satu hal dari kalimat kaum dewasa yang tertanam dalam ingatan Rian,
bahwa sesungguhnya tidak pernah ada jalan pintas untuk kemenangan,
kecuali bagi kaum cerdas dan licik yang sejak awal kejadian telah
memulai dengan kecurangan. Lalu tunggu hingga dia mengetahui resiko
yang tak pernah masuk dalam perhitungan.

Bulan september seharusnya membawa angin barat yang dingin di malam
hari dan panas menyengat di siang hari, namun kemarau di sini justru
kabut asap dari lahan gambut yang terbakar lebih biasa menguasai
musim. Hanya ada sesak di nafas dan kabur mata memandang. Langit
seperti mendung tapi terlalu rata, setiap menjelang sore matahari akan
terlihat tidak menyilaukan lagi, bulat penuh seperti bulan dengan
warna yang oranye.

Hari berlalu tanpa hal yang istimewa, Rian berbagi tempat duduk dengan
Jali, keduanya sedang sibuk menyiapkan karung pengemas kotoran ternak.
Ini tahun ke duabelas jali menggeluti usaha pengelolaan pupuk organik.
Jali juga punya mimpi yang belum lagi bisa tergapai. Jali sangat
berharap waktu memberi kesempatan.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...