Disisi sebelah kanan ruang yang sedikit gelap Kojin duduk dengan kedua
telapak tangan menyatu dan rosario terselip diantaranya. Bersebelahan
dengan Hadi dengan posisi duduk yang hampir sama. Terdengar lirih dari
mulut Kojin yang Katolik itu suara mendaras doa Salam Maria. Kojin
menikmati seni doanya yang dianggap paling efektif untuk memahami
kehidupan yang sejati bagi yang masih memiliki iman.
Pun Hadi, dia sibuk memutar tasbih kayu cendana, sedang dari mulutnya
terdengar dzikir lirih.
Sedang Rian sibocah ingusan hanya bengong tak tahu apa yang harus
diperbuat, dia sama sekali tak memahami pembicaraan.
"Seharusnya Urip ada" Jali mencoba merilis kemungkinan yang bisa
membatalkan diskusi yang tampak kusut baginya. Sedang bagi Andika ini
merupakan kesempatan terbaik untuk membenturkan apa yang ditulis dalam
kitab kuno dengan logika modern, setidaknya menurut dia.
"Tuhan hanya mekanisme sebab akibat yang bisa dihitung dari bentuk
susunan kemungkinan variabel objek dalam kaitan sebelum akibat,
termasuk kemungkinan sebelum sebab. Setiap akibat bisa dihitung
menggunakan regresi linier. Dulu Urip pernah mengusung teori yang
dibuatnya berdasarkan analisa tentang sebuah kejadian, lalu urip
mengusulkan perhitungan dari potensi variabel linier dari beberapa
objek yang dijadikannya observasi, dia juga memasukan prilaku dan
perbuatan manusia dengan melibatkan kemungkinan pola otak kiri dan
kanan. Semua perhitungan dari abjek lalu di akumulasikannya dengan
ruang dan waktu.
Tapi sayangnya setelah itu dia sibuk dengan cintanya terhadap
perempuan yang ada di Belanda. Urip sayangnya terlalu gila. Terlalu
gila untuk mengharap keramahan cinta yang tak mungkin. Dan berbuntut
pada semua keberanian yang dimilikinya justru berbalik menjadi
ketakutan. Takut untuk membuktikan teori yang dia susun sendiri, itu
konyol, untuk apa teori tanpa bukti" Andika menghentikan kalimat namun
sebelum yang lain bersuara dia telah mendahului dengan membeberkan
catatannya yang berisi rumus dan teori, Andika segera mempresentasikan
kepada yang hadir di pertemuan itu.
Jali tampak seperti keju lumer mendengar apa yang disampaikan Andika.
Dia berharap Urip muncul untuk kemungkinan baru, namun tidak.
Rupanya Hadi yang pendiam itu mulai terangsang, tapi sebelum kalimat
keluar dari mulutnya Kojin telah mendahului dengan menyentuh tangan
Hadi. Hadi tanggap dan segera menelan kembali kalimat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar