Pagi tetap memaksa untuk meninggalkan malam. Bunga teratai warna putih
mekar menyambut matahari pagi yang baru terbit, menggantikan tugas
sang gelap yang baru usai, demi mencatat apa-apa yang telah dilakukan
segenap kehidupan malam, yang akan dipertanggung jawabkan di hari
kemudian, di hari akhir seperti yang telah dijanjikan.
Burung-burung mengambil peran dengan kicaunya tada melupa apa-apa yang
telah terlalui pada hari sebelumnya dan telah dihapus oleh malam
sebagai ketetapan istirahat.
Datangnya pagi, demi yang dibentangkan alam, menyusun, memilih,
menentukan kemungkinan dari setiap peluang, tentang harapan, tentang
bagaimana seharusnya benderangnya siang bisa mencukupkan atas
penghidupan.
Kelelahan dan kantuk masih. Tak terlalu diburu, toh sekolah masuk
siang. Seperti biasa bayangan Mita selalu menyergap lebih awal, Mita,
entah mengapa selalu dia, tak pernah bosan dan selalu ingin sesuatu
tentangnya. Yang Rian tahu hanya segenap materi yang ada didunia ini
terasa masih kurang untuk mengungkapkan ekspresi citanya.
Lain hal dengan Jali yang masih mendengkur terselimut pekat dosa,
terlihat buruk jauh dari contoh prilaku hidup mapan, hampir tak
menunjukan harapan. Tapi setidaknya bagi Rian Jalilah orang dewasa
yang cukup memberi rasa aman.
Jali satu-satunya pria dewasa yang Rian kenal paling mengenakkan,
walau mulutnya kadang bau alkohol tapi Jali paling bisa membuatnya
tertawa dan selalu bicara mudah dimengerti. Jali selalu menghibur.
Terkadang dari setengah perasaan Rian bertanya, Jali berlaku sebagai
sosok pendosa atau sosok lapang dada. Kadang disebagian doa Rian
terselip harap agar Jali bisa mendapat Syurga dan ada rasa tak tega
jika dia menerima api neraka.
Beda dengan dewasa pintar lainnya, dari dewasa yang lain Rian justru
sering mendapat sumpah dan ceramah yang sangat sulit dimengerti.
Bagi Rian mereka yang pintar lebih terlihat seperti orang mabuk,
sedang mereka mengharamkan alkohol.
Pagi yang berat untuk memulai aktivitas, Rian berharap Andika juga
masih mendengkur, jika dia bangun semoga dia masih malas.
"Selular jangan berdering, jangan berdering, jangan!..." Doa Rian
dalam hati dan tak lebih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar