9.23.2012

Di Rumah Kojin

"Itu tempat pelatihan suci. Aku bersama Beng juga Hadi pernah belajar
bersama disana.
Aku bersama mereka belajar melepaskan ikatan, tanpa rasa takut, tanpa
amarah, tanpa keagungan. Belajar menetapkan hati pada satu tujuan
tanpa harus kehilangan hati dan perasaan.
Selayaknya apa yang pernah dilakukan para pendahulu, yang jelas
identitasnya tanpa harus kehilangan adat timur.
Inti dari pembelajaran agar tidak menjadi manusia yang hanya melukai
kehidupan yang lain" Kojin melangkahkan kaki menuju halaman belakang
rumah yang sekaligus merupakan bengkel seni pribadi. Rumah sederhana
type 54 dengan halaman belakang yang cukup, terlihat rapi dan sangat
terkonsep, ini tempat Kojin menuangkan segala rasa seni yang tersimpan
dalam seluruh tubuh kurusnya itu. Terjajar patung karya tangan seni
Kojin dengan berbagai bentuk ekspresi yang rata-rata kuat dan detil.
"O...mah, tolong buatkan kopi satu lagi, buat Rian nih!" agak sedikit
keras suara Kojin, untuk memastikan istrinya mendengar.
"Sadari sebuah tindakan tidak cukup dengan hanya mengandalkan percaya
diri semata, tapi memerlukan keputusan yang optimal dan memadai
terhadap apa yang akan kau lakukan" ucap Kojin sambil meletakan
pantatnya pada kursi kayu.
"Wah, aku mau mendapatkan cinta om, bukan mau bertapa" jawab Rian
dengan polos. Kojin justru meledak tawanya begitu menyadari dia salah
memberi jawaban pada Rian.
"Sorry man..., di daerah Tumbang Nusa ya sekarang Mita?, nah....kita
minum kopi dulu" kojin melapangkan perasaan rileks dengan meminum kopi
yang masih hangat disusul dengan menyalakan rokok kretek yang sejak
tadi sudah ditangan dan belum dinyalakan. Tak lama kemudian istri
Kojin datang dengan nampan berisi secangkir kopi panas, lalu
meletakkannya di meja serta mempersilahkan Rian untuk meminum.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...