Ada perasaan kalah yang ingin ditepis Andika, baginya Urip tak lebih dari keparat yang telah mempermainkannya dengan kalimat-kalimat yang sok berpengetahuan. Tak jauh beda dengan Guru Wahab, beliau terasa lebih menenggelamkannya dalam rasa malu yang makin dalam, seolah ada tantangan untuk membuktikan kecerdasannya atau justru dengan sengaja Guru Wahab meragukan kemampuannya.
Tetapi betapapun itu, Andika juga jujur telah melakukan kesalahan yang sangat mendasar.
“Bebaskanlah dirimu, lepas semua ikatan yang berasal dari pada luar dirimu sendiri. Untuk apa sesuatu itu kau pertahankan jika tak lagi memberimu kebebasan yang mendasar sebagai manusia merdeka tanpa terjajah” Guru Wahab mempersilahkan Andika untuk meminum kopinya yang makin dingin.
Sedang kekesalan belum lagi terselesaikan namun Guru Wahab telah memaksa Andika untuk segera membangkitkan karakter independen yang ada pada dirinya. Guru Wahab sengaja mengambil kesempatan dalam keterpurukan Andika, Guru Wahab sangat mengetahui dimana titik yang bisa dijadikan kesempatan untuk membangunkan tidur si kemampuan dasar manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar