1.27.2016

Maya

"Maya ada tak tersentuh di awang. Awang ada di hayal, di angan. Hayal ada di kemampuan otakmu mengkonstrusi. Sekarang aku bertanya adakah belahan lain dari alam semesta ini. Kalau ada disebut apa semesta yang lain itu, ada dimana belahan itu.
Aku rasa tidak. Kalau dimensi lain mungkin ada dan aku rasa dimensi lain itu satu ruang dengan kita, memiliki waktu yang berlaku paralel dengan kita.
Tak beda dengan dirimu. Kau juga memiliki dimensi berlapis. Kau memiliki mayamu sendiri. Kau selalu memiliki ruang kosong untuk mencipta hayal, ruang yang tak akan pernah bisa penuh karena memang maya yang tak pernah memiliki wujud ruang apalagi batas. Ada tapi tak memiliki hingga.
Berawal dari angan manusia itu sendiri  manusia memulai pembentukan segala yang ia perlukan dikehidupannya.

Maya nyata ada dan benar-benar nyata. Apa kau masih berpikir maya adalah dunia yang berbeda" ujar datu yang diakhiri dengan tersenyum tipis dan terasa lebih pada menyeringai.

1.26.2016

Maya Nyata

Setelah dohor keduanya baru sampai di desa Tumbang Nusa. Diantara pohon tinggi menjulang tampak kediaman datu Yana yang sederhana, rumah kayu tanpa ada cat pewarna dan menggunakan atap daun rumbia, memang kebanyakan bangunan di desa itu sangat sederhana cenderung menggunakan bahan yang ada tersedia di hutan, mereka tak memiliki akses yang memadai untuk mendapat material bangunan rumah yang pabrikan seperti kehidupan perkotaan.
Langit mulai gelap, mungkin sebentar lagi hujan. Datu mempersilahkan kedua tamunya untuk minum kopi sebelum mendingin.
"Dunia maya yang ada di selular pintarmu itu sebenarnya juga nyata bukan benar-benar maya, hanya penyebutannya saja yang maya. Nyata karena dunia maya di kehidupan modern sangat mempengaruhi prilaku psikologis juga memiliki dampak sosial bahkan memiliki dampak pada kemajuan ekonomi juga politik pada dunia nyata. Bukankah kau bisa berbelanja barang yang nyata dari selular pintarmu itu. Bukankah itu nyata. Bukankah dunia usaha tidak bisa mengabaikan periklanan dari dunia maya.
Sama halnya dengan hubungan Arya dengan Dewi. Banyak orang menilai Dewi adalah kehidupan sebelah yang cenderung menyebar sesat. Dewi hanya maya.
Aku tahu sejauh mana hubungan Arya dengan kekasihnya yang ada di Belanda juga bagamana hubungan Arya dengan Dewi.
Arya menjalin hubungan degan perempuan melalui dunia maya tapi apa rasa cinta mereka juga maya. Aku rasa tidak. Aku rasa jika Arya atau perempuan itu mengatakan hubungan mereka sebenarnya tak nyata barangkali Arya atau perempuan itu harus memahami lagi perasaan mereka sendiri.
Jika mereka mengatakan tidak, seharusnya mereka juga menyertakan alasan mengapa diantara keduanya sedia meluangkan waktu untuk kebersamaan. Bukankah jika tidak seharusnya mereka sudah melupa sejak setelah pertemuan pertama mereka. Untuk apa hingga berlarut. Untuk mengenal lebih jauh. Untuk hal apa sehingga harus dikenal lebih jauh.
Maya bukanlah maya yang seperti orang dahulu kala pahami. Dunia maya sekarang ini berarti nyata" ujar datu.
Dimah menyelam dalam perasaannya sendiri. Entah mengapa dia seperti di sindir.

1.21.2016

Ruang Di Hati

Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum  penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sendiri tentang apa-apa yang dia rasa suka tapi tak pernah termiliki dan setengahnya lagi terisi oleh harap yang tak memiliki bidik.
Tapi rasanya disetiap hati manusia tak jauh beda, bukankah ruang hati yang tak pernah penuh itu yang menjadikan hasrat. Apa mungkin manusia tanpa hasrat. Aku rasa tidak.
Hasrat tetap ada dalam diri manusia. Hasrat yang menjadikan perubahan. Hasrat menjadi komponen utama kehidupan.
Ya, disetiap detik dari putaran waktu hasrat selalu ada untuk perubahan baru.
Atau barangkali hati Dimah memang benar kosong atau dia telah kehilangan rasa cinta, kasih dan sayang sehingga tampak jelas ungkap kecewa.  Tapi aku rasa tidak.

Beng tampak mencapi apa yang dia mau tapi sebenarnya tidak. Beng sama seperti yang lain, di hatinya masih ada yang kosong tapi kekosongan itu di isi dengan apa yang bisa ia lakukan dan setengahnya lagi di isi dengan kalimat "ya sudahlah". Kalimat sederhana yang dia pahami sebagai pengakuan atas kebenaran Tuhan.

1.18.2016

Tak Bisa

"Tak mau berpihak sama sekali tak seperti yang orang lain jalani, entah mengapa jalanku terasa sulit sedang orang lain terlihat mudah mengambil pilihan dalam hidup, entah mengapa rasanya hanya aku yang tidak bisa memilih untuk banyak pilihan, seharusnya aku bisa memilih tapi mengapa yang aku ingin raih hanya seperti asap yang tak pernah bisa aku tangkap.
Peduli apa dengan mimpi, aku hanya dalam gerbong kereta yang terus berjalan, lajunya tak pernah bisa aku hentikan dan juga merubah arah. Aku hanya bisa melihat yang aku suka dari setiap yang aku lalui dari balik jendela. Ah, sudahlah"
Dimah tak terlalu bersemangat untuk lebih jauh.

"Dulu semasa prasekolah aku ingin sekali menjadi superman, kemudian ketika sudah sekolah dasar setiap ditanya apa cita-citaku maka aku selalu menjawab ingin menjadi guru.
Itu dulu, sekarang aku bukan anak kecil lagi tentu, aku sudah terlalu tua dan kenyataannya aku tak pernah menjadi guru apalagi superman. Aku tak pernah bisa menjadi apapun aku hanya hanyut tak tentu arah, entah kemana. Aku tetap aku seperti yang ada dihapanmu.
Bahkan jika kau tahu Beng yang begitu menyatu dengan kehidupan laut yang sangat menjiwai pelayaran pernah menceritakan padaku jika semasa muda dia sangat ingin bekerja di post indonesia sebagai pengantar surat, bahkan dia dulu sangat takut dengan gelombang laut.
Kita menyangka laut adalah pilihan Beng, kita salah, Beng pernah bilang jika dia terjebak oleh langkahnya sendiri dan berakhir pada suka apa tidak dia harus berusaha menjalani dengan seluruh kemampuan yang dia miliki.
Barangkali aku, Beng, Urip dan mungkin banyak sekali manusia tidak beruntung yang memiliki nasib tak jauh beda denganmu. Tak bisa memilih jalan hidup seperti yang mereka, aku pun kamu mau" ujar Kojin yang mulai sadar jika pembicaraan sudah tidak perlu dilanjutkan.
"Ada apa dengan Urip, mengapa dia lebih pendiam akhir-akhir ini?" tanya Dimah berusaha memecah suasana yang terasa sulit dilarut.
"Andai aku tahu"

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...