7.30.2013

Salamku

" Apakah Engkau hendak menjadikan manusia yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"
Itu kalimat yang aku baca didalam kitab suci, pertanyaan malaikat pada Tuhan di awal penciptaan manusia.

Sederhana, dasar manusia jahat, segala kebaikan yang terlihat bukanlah asli dari karakter manusia itu sendiri.
Yang ada, jika manusia itu baik maka berarti dia telah ingkar dari wujud yang sebenarnya, bisa kau sebut bertopeng atau munafik, lalu menunggu kapan karakter yang sebenarnya itu meledak, kejahatan yang keji.
Dan ke dua, jika manusia itu berlaku jahat maka justru dia jujur dengan keberadaannya tapi dia justru tersisih, terhukum.

Dua pilihan cara hidup yang bisa kau pilih, jujur atau munafik.

7.27.2013

Salam

Benar, aku telah membungkam hatiku dan aku hampir tak pernah lagi yakin terhadap sesuatu, kecuali aku berusaha membuat perhitungan yang optimal dan memadai sebelum sesuatu aku putuskan, tapi bukan berarti aku tak memiliki hati.
Jangan berfikir aku mati rasa. setidaknya ketika semua kemungkinan logis telah buntu maka hatiku berlaku sejajar, runtuhnya bangunan hati akan setara dengan runtuhnya logika. Aku pikir semua manusia akan sama, dan  aku juga manusia bukan jin, peri, prayangan.
Andai aku tetap berbagi ruang dan perasaan dengannya maka sudah bisa di tebak hasilnya, walau aku mengakui memang tak pernah bisa melupa, dialah yang terbaik.
Salam adalah kata yang paling mungkin aku sampaikan mewakili kalimat panjang yang hampir tak pernah bisa aku putus.




7.26.2013

Salamku

Bahagia? Barangkali tidak, bagaimana seseorang bisa melupa jika
sesuatu itu telah memenuhi sebagian ruang di hati, bukankah syarat
bahagia adalah lupa.
Hilang? Melenyap dari keberadaan? Juga bukan jawaban barangkali. Lalu
apa arti keberadaan tanpa ada yang bisa dibawa berbagi.

Yang membedakan manusia dengan kehidupan dibawahnya ada pada kemampuan
manusia yang bisa berbagi dengan tulus untuk menopang kehidupan yang
lain, memberi fungsi penyanggaan terhadap kehidupan yang lain tanpa
keluh, bersosial.
Sedang kehidupan yang dibawahnya memberi fungsi penyanggaan dengan
terpaksa karena dia berada pada susunan mata rantai kehidupan.
Santapan.

Kemuliaan, kasih, sayang menjadi enginer utama dari hati yang
membentuk akal budi, membentuk harmoni yang apik, melibatkan banyak
pribadi lain.
Sedang kepuasan pribadi cenderung membentuk insting yang juga dimiliki
binatang. Binatang cenderung mengejar apa yang mampu memuaskan diri
mereka sendiri tanpa ada berbagi dengan yang lain.

Sudah benar yang agama telah ajarkan, agar menjauhi iri dan dengki.
Kebencian hanya membentuk pribadi yang individual, pribadi yang sulit
bersosial. Sedang manusia didesain untuk hidup bersosial.
Zakat salah satu ajaran berbagi.
Dengan memberi maka seseorang akan menemukan bahagia ketika yang lain
menerima dengan penuh kesenangan.
Dengan berzakat maka seseorang bisa memahami warna hati penerima
zakat, kebahagiaannya ketika menerima.
Menemukan sisi hati dari pribadi lain akan setara dengan kebahagiaan
yang memang manusia itu sendiri telah cari.

7.20.2013

Salam

"Semua hal yang ada memiliki alasan yang logis, bahkan ketidaknyamanan
pun kenyamanan dihati, kaya atau miskin, jodoh atau tidak, pertemuan
pun perpisahan, awal pun akhir dari setiap hal.
Meniadakan Tuhan. Tuhan hanya sosok terakhir jika semua kemungkinan telah buntu.
Iblis tak beda. Semua hanya kepercayaan kaum konservatif.

Ada tidaknya Tuhan, iblis, malaikat, neraka atau syurga menjadi terragu.
Bukan, bukan Narang...
Aku pernah lebih jauh darimu, lebih. Tapi aku telah kalah oleh qalbuku sendiri.
Semua yang aku ketahui hanya mempertegas kebodohanku, yang aku anggap
benar waktu itu justru mempertegas kesalahanku, dan yang aku banggakan
justru awal petaka.
Semua menjadi terbalik.

Dan sekarang aku hanya bisa memohon, berharap masih ada kesempatan.
Ya Robb, butakanlah mataku, tulikanlah telingaku, kelukanlah lidahku,
matikanlah peraba dan pencimanku..."

Narang terdiam mendengar apa yang diucapkan datu Yana, ada yang terasa
menarik seluruh kesadarannya pada kondisi yang mencekam.

7.19.2013

Salamku Masih Untukmu

Kau juga aku terlibat dalam situasi yang kita sendiri telah pilih.
Larut di kondisi yang tak pernah memiliki kepastian, arah hanya semu,
makin kabur semua. Untuk apa semua yang kita lakukan?
Tidak tahu, itu jawaban yang kita miliki.
Ada keresahan mendalam di dalam diri kita sendiri yang tak pernah bisa
dihapus, walau berkali-kali berusaha untuk keluar dari hal itu malah
makin remuk, makin gelap.
Apakah ini hukuman? Menurutku bukan, Tuhan tidak pernah menghukum,
Tuhan sungguh rahman dan rakhim.

Manusia telah diberi kesempurnaan di kehidupan. Didesain untuk mampu
beradaptasi atas segala kondisi dimuka bumi. Barangkali jawaban paling
sederhana adalah kita telah berada pada kondisi perasaan, wilayah hati
yang sungguh mampu menguasai cara berkehidupan dari seseorang.
Sedikit bukti bahwa duniawi bukan segalanya, kau pun aku masih
memiliki hati sebagai penopang hidup.

7.18.2013

Salamku Masih Untukmu

"Aku lebih melihat masa lalumu yang mencekam, ada ketakutan dan
kekecewaan, dari semua yang telah kau sampaikan padaku, uraianmu
hampir tak terasa ilmiah walau kau berusaha keras untuk membuka
segamblang apapun. Bersihkan hati sebelum kau mengurai pengetahuan
yang kau anggap itu benar.
Membersihkan hati berarti meniadakan buruk sangka pun baik sangka juga
tidak. Jika masih ada baik dalam ruang hati maka itu berarti belum
bersih, karena masih ada sesuatu, sekalipun itu hal baik. Bersih
berarti tidak ada apapun dalam satu ruang" ujar datu Yana dengan suara
yang terdengar parau.

7.15.2013

Salamku

"Aku percaya dengan apa yang kau sampaikan tentang konsep awal dari
keberadaan peradaban modern, bahkan ketika kitab kau jadikan logis.
Kecerdasan manusia memang dirancang untuk mengurai hal rumit, demi
bukti bahwa manusialah sesungguhnya yang sanggup memikul beban dengan
kecerdasannya.
Tapi sesungguhnya masih banyak kebenaran yang tak logis dan aku sama
sekali tak berniat memaksakan hal itu untuk bisa diterima logika, aku
suka membiarkan sesuatu tetap dalam sakralnya, tetap dalam
keagungannya atau aku lebih suka ketika sesuatu yang rahasia tetap
menjadi rahasia" ujar datu Yana yang telah paham pola pikir Narang.

7.13.2013

Salamku

"Intinya bukan siapa yang mengambil atau apa yang diambil. Jika kita
fokus pada itu hanya melahirkan kecemburuan pada barat, yang berujung
pada anti barat hingga melahirkan tindakan teror.
Sudah barang tentu makin menjauhkan kita pada peradaban.

Aku hanya mempertanyakan mengapa kita silau pada hasil kemajuan yang
mereka petik.
Mengapa kita tidak memilih menanam sendiri pondasi pengetahuan yang
sudah kita tahu darimana bibit pengetahuan itu bisa didapat.
Mengapa harus mengekor pada mereka demi alasan kemajuan, bukankah ekor
selalu tertinggal dibelakang?
Apa pengetahuan sedemikian sempit? Sehingga kemajuan harus berkiblat
pada dunia barat.

Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan logika yang luar biasa tapi
kita sendiri yang mengkerdilkan.
Aku ambil contoh setiap kali menyebut demokrasi maka kaum intelek kita
dengan mudah menyebut demokrasi Amerika, jika hukum maka hukum dari
Belanda. Bagiku demokrasi Amerika bagus, ya bagus, Tapi lebih bagus
jika masing negara menerapkan demokrasi menurut negara masing-masing,
demokrasi yang diperas, dicombin antara tuntutan modern dengan prilaku
adat kita sendiri. Bukan demokrasi menurut nafas mereka, mereka yang
bukan bangsa kita. Pun hukum" ujar Narang begitu bersemangat, hingga
dia lupa jika tadi merebus air untuk membuat kopi.
Alhasil begitu kesadarannya telah kembali maka Narang langsung
meloncat bergegas menuju dapur. Dan benar air dalam ketel telah habis
menguap hingga kering.

7.12.2013

Salam

"sebagaian orang mengatakan aku tak memiliki keyakinan, aku hanya bisa
menjawab amin.
Ya Robb, aku memang tak pernah yakin terhadap sesuatu kecuali aku
berusaha menggapai sesuatu.
Agama bagi sebagian orang dikatakan sebagai keyakinan tapi bagiku
lebih pada ilmu pasti.
Jika aku dituntut argumentasi maka aku akan menengok pada pendahulu,
para sufi yang memahami filsafat.
Bukankah segala pengetahuan yang ada dan berkembang pada saat ini
berawal dari pemahaman filsuf terdahulu.
Bukankah filsafat ibu dari segala pengetahuan.
Sedang para filsuf terdahulu mengambil yang tertulis pada kitab
sebagai awal pemahaman mereka, lalu mereka pahami dan kembangkan. Kaum
filsuf memiliki kecerdasan yang lebih untuk memecahkan bahasa rumit
kitab yang telah Tuhan turunkan.
Jika sudah begitu maka kitab bukanlah berisi tuntunan akan keyakinan
melainkan panduan kemajuan peradaban, memiliki makna yang lebih
bersifat matematis. Logis bagi orang yang mengetahui.
Kitab bukan untuk diyakini melainkan untuk digunakan" ujar Narang.

"Bahkan bangsa barat jika mereka mau jujur maka sudah pasti mereka
berkata bahwa mereka telah mengambil catatan para filsuf sebagai
pondasi kemajuan yang mereka miliki" lanjut Narang.

7.03.2013

Masa Depan

Jika kau tidak gila ketika jatuh cinta mungkin orang akan menganggapmu
bukan utuh sebagai manusia, mungkin kau setengah dewa, setengah robot
atau hidupmu yang hanya setengah.
Tapi sedalam apapun cinta tak lebih hanya ekspresi kecerdasan jiwa,
cinta hanya singgah sesaat. Cinta bukanlah masa depan seperti yang dua
insan itu pikirkan.

Masa depan adalah keberanian seseorang memutuskan.
Bukankah nasib yang sedang terjadi padamu sekarang merupakan keputusan
yang telah kau pilih?
Pun esok, kau yang bisa memutuskan hidupmu sendiri.

7.02.2013

Bumerang

Beradaptasi denganmu ternyata lebih sulit dari yang aku perkirakan,
tak semudah aku mengucapkan yang pasti.

Walau secara kodrat aku sudah disiapkan untuk hal itu, bahkan mungkin
jauh sebelum aku dicipta.
Rupanya kecerdasan majemuk yang dimiliki manusia terkadang justru
menjadi bumerang.

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...