11.16.2014

Kau Harus Ada

Apa yang dituang disetiap karyanya tak lebih dari bentuk apa yang disimpannya dalam-dalam dan terlalu sulit untuk diungkap. Lalu terasa lebih parah ketika tersadari sudah terlalu sulit memposisikan ungkapan sederhana untuk menjadi mudah.
Komunikasi tak lagi memiliki bentuk.

11.09.2014

Menyambut Pagi

"Sangat sederhana namun entah mengapa menjadi terasa rumit masa lalu itu dan sangat merepotkan, susah untuk membuang, terkadang aku berpura-pura baik-baik saja tanpa dia, walau sebenarnya tidak.
Terkadang dia sangat menjengkelkan, ketika dia tahu apa yang aku rasakan, seolah aku terlihat bodoh hingga bisa mudah dibaca" ujar Laya.
"Tidak, kakak tidak terlihat bodoh, barangkali laki-laki yang selalu tak pernah pintar untuk bisa memahami perasaan perempuan" sahut Rian.
"Tahu darimana kau?" tanya Laya
"Kalau lagi mabuk berat Andika sering mengatakan sesalnya, dia sering sekali mengatakan dirinya bodoh, dia merasa tak pernah bisa memahami perempuan"

Matahari mulai menyinari ujung pohon yang tinggi, tapi dingin masih terasa.


11.01.2014

Guru

"Langit cerah, bulan separuh diatas kepala,  serangga malam ribut, sedang angin hanya tipis meniupkan hembus, sisanya hanya sedikit cahaya yang cenderung gelap, inilah yang ada dan kita berempat ada disini sedang menyaksikan serta merasakan.
Andai aku mengeluh, apakah keluhku akan merubah dari yang ada sekarang ini.
Terkadang aku ingin merubah malam menjadi siang atau sebaliknya. Bisakah aku? Sudah jelas jawabnya.
Siang atau malam hanya sebutan atas pembagian waktu yang ditandai dengan perbedaan kondisi. Gelap atau terang.
Sekalipun aku biarkan gelapnya malam itu maka gelap akan berubah dengan sendirinya untuk menjadi terang ketika matahari terbit disebelah timur pada esok pagi.
Terkadang kita tak sabar, ingin segera berlalu, sedang sangat sekali terasa sesuatu telah berjalan seperti yang seharusnya. Terkadang kita ribut menyiapkan tabir surya, sedang hari masih terlalu malam. Benarkah yang tanpa persiapan menghadapi siang esok akan tak bertemu siang?
Aku rasa orang yang tak ribut membawa bekal untuk menghadapi siang pada esok hari justru lebih cerdas. Mereka yang tanpa persiapan itu sangat tahu bahwa dirinya mampu saja berhadapan dengan setiap perubahan. Keselamatan tak perlu dicari, aku rasa species manusia mampu menyelamatkan diri ketika berhadapan dengan bahaya, gak usah diajari mereka sudah pasti menghindar ketika tahu keselamatannya terancam" ujar guru.
Kemudian guru menyalakan rokok, pun Andika, sedang Rian juga Laya sibuk menapak nyamuk.
Jelas guru menyindir kepintaran ketiga tamunya yang tampak menjadi bumerang.
"Hati-hati dengan kepintaranmu, terkadang membiarkan masalah justru lebih mampu membangkitkan solusi cerdas yang tak pernah kau pikirkan sebelumnya.
Kepintaran sering menjadikan ketakutan berlebih. Ketakutan yang seolah beralasan, tapi sebenarnya tidak, hingga ketakutan itu mengiasai dirimu.
Ular tidaklah menakutkan tapi rasa takutmu yang menjadikan ular jadi menakutkan. Ular tetap ular, tidak akan berubah menjadi sesuatu yang lain, tidak beribah menadi kayu atau kucing atau menakutkan. Kita saja yang merubah ular menjadi keramat, menakutkan, padahal ular tetap ular" lanjut guru.

Laya mulai sadar kemana arah pembicaraan guru.

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...