Waktu dan ruang selalu setia memberi kesempatan kepada alam dan seisinya untuk larut dalam pencariannya masing-masing, mempersilahkan hidup untuk asyik berekspresi.
Manusia, malaikat, jin, pun iblis saling berebut peran dan pengaruh demi keyakinan yang dibawanya dan telah mengakar dalam jiwa mereka masing-masing. Segala bujuk, rayu, janji pun harapan ditebarkan untuk menghias gairah kehidupan, sehingga menjadikan gerak dengan warna-warninya yang menakjubkan.
Entah apa yang ada dibenak Arya, sehingga tak lagi memandang siapa yang ada didalam dekapannya sekarang. Jin atau malaikat bahkan mungkin iblis, kelihatannya Arya tiada hirau sama sekali. Mungkinkah Arya telah menjadi gila. Atau barangkali memang sudah sejak awal ada yang benar-benar tidak beres didalam diri Arya seperti dugaan Kemala waktu itu, ataukah mungkin Arya menjadi gila semenjak dia berpisah dengan Kemala. Hanya ruang dan waktu yang menjadi saksi atas kejadian, sedang yang tahu mungkin hanya ruh, karena ruh barangkali yang menyimpan semua catatan untuk diurai di kemudian hari, di hari yang telah dijanjikan, bukan sang hati, karena sang hati masih terlalu mudah untuk dibolak-balikkan.
Atau kali ini iblis benar-benar bisa tertawa, karena telah berhasil menaklukkan Arya dengan umpan kasih sayang yang menyentuh perasaan, hingga dia luluh. Terbukti dengan Arya yang telah terlarut dalam damai peluk perempuan tanpa ikatan pernikahan. Pelukan yang mampu menawarkan segala lara hatinya.
Mantra alam terasa hitam dan kelam. Menenggelamkan sisi kesadaran manusia yang seharusnya.
Manusia, malaikat, jin, pun iblis saling berebut peran dan pengaruh demi keyakinan yang dibawanya dan telah mengakar dalam jiwa mereka masing-masing. Segala bujuk, rayu, janji pun harapan ditebarkan untuk menghias gairah kehidupan, sehingga menjadikan gerak dengan warna-warninya yang menakjubkan.
Entah apa yang ada dibenak Arya, sehingga tak lagi memandang siapa yang ada didalam dekapannya sekarang. Jin atau malaikat bahkan mungkin iblis, kelihatannya Arya tiada hirau sama sekali. Mungkinkah Arya telah menjadi gila. Atau barangkali memang sudah sejak awal ada yang benar-benar tidak beres didalam diri Arya seperti dugaan Kemala waktu itu, ataukah mungkin Arya menjadi gila semenjak dia berpisah dengan Kemala. Hanya ruang dan waktu yang menjadi saksi atas kejadian, sedang yang tahu mungkin hanya ruh, karena ruh barangkali yang menyimpan semua catatan untuk diurai di kemudian hari, di hari yang telah dijanjikan, bukan sang hati, karena sang hati masih terlalu mudah untuk dibolak-balikkan.
Atau kali ini iblis benar-benar bisa tertawa, karena telah berhasil menaklukkan Arya dengan umpan kasih sayang yang menyentuh perasaan, hingga dia luluh. Terbukti dengan Arya yang telah terlarut dalam damai peluk perempuan tanpa ikatan pernikahan. Pelukan yang mampu menawarkan segala lara hatinya.
Mantra alam terasa hitam dan kelam. Menenggelamkan sisi kesadaran manusia yang seharusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar