8.16.2015

Dimah

"Terkadang kita suka mencabik hati kita sendiri, barangkali karena ada sensasi sakit, tapi bukanlah benar-benar karena sakitnya itu. Ada sesuatu yang benar-benar harus diisi, disentuh atau meminta pengakuan, bahwa hati memang ada dengan benar dan memiliki peran besar dalam hidup manusia.
Terkadang pertanyaan dalam hidup yang memiliki jawaban seolah merupakan  bentuk kesempurnaan dan memiliki bentuk  kebahagian. Setiap setelah memecah persoalan  seolah selesai.
Bukan. Kau tidak akan pernah puas, tidak akan pernah mendapat apapun kecuali seperti rasa lapar yang selalu datang setiap sesaat setelah kau makan.
Urip ingkar dari hatinya, untuk apa?" ujar Kojin.
Sesaat Dimah terdiam berusaha mencerna ucapan Kojin. Dimah merasa jika dirinya juga tak beda dengan Urip yang tak lagi mampu berbuat lebih untuk hatinya sendiri. Dimah tak lagi pernah bisa berbagi ruang dengan orang yang dia sebut kekasih dan parahnya lagi Dimah tak pernah tahu kemana arah yang harus dipilih.
"Mengisi hati dengan luka?"

 

8.05.2015

Urip



Satu beri  +  satu beri = dua beri
Satu beri  +  dua nanas  = tiga buah  
Satu beri  :  dua nanas    = satu nanas dapat setengah beri
Satu ber i  x  dua nanas  = ?
                                     = mungkin gado-gado  yang gak pedas atau rujak ulek

Ketika sesuatu masih masuk dalam kecukupan analisa yang memiliki tahapan  logis maka seseorang masih bisa menyusun teori yang akan mudah untuk diiyakan oleh yang lain. Bahkan ketika kombinasi   telah memiliki ketetapan yang lebih stabil maka akan didapat rumus.
Setiap pertanyaan akan memiliki sisi lain yang di sebut jawaban dan ketika kau sudah memiliki jawaban maka kau tidak lagi memiliki pertanyaan, pula kau hanya bisa memastikan bahwa pertanyaan yang telah lalu benar-benar setara dengan jawaban yang kau dapat dan telah memiliki ketetapan yang stabil. Tidak lagi memiliki bobot yang berarti seperti yang lalu, ketika kau belum mendapat jawaban.
Seniman mengatakan bahwa hidup itu seni, bagi kaum agama maka hidup akan tak bisa lepas dari agama pun ketika seseorang  yang mendalami fisika maka dunia dan seisinya tak akan bisa lepas dari fisika. Terserah orang memandang. 

Kita pernah  mengajukan pertanyaan yang rasanya akan sangat sulit untuk diberi jawaban logis, kalimat tak akan mewakili kesetaraan atas jawaban. Kita telah memiliki jawaban itu, tapi cukup hanya tahu, hati sangat tahu. Lalu mengapa logika kita menolak untuk sepakat kemudian turut mengatakan “ya
Setiap pertanyaan memiliki jawaban dan kita telah.

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...