Entah sudah berapa tulisan aku batalkan, serasa kalimat kosong tanpa muatan, mungkin kalau masakan rasanya hambar kurang bumbu, kurang garam. Kalimat seolah sekedar saja.
Memangnya selama ini tulisanku bagus? bermuatan?. Ha ha ha.... Yang ada konyol, tapi tak soal, inilah aku.
Yang ada sekarang hanya kering ide. Tapi bukankah ini yang aku minta. Set up ulang isi kepala. Bukankah set up ulang wajar kalau ada yang hilang.
Aku pandangi selular yang selalu setia mengirim tulisanku, tetap saja kosong, tidak ada apa-apa.
Satu hal yang tersisa "dia"
Dan aku bingung menterjemahkan diamnya untuk menjadi kalimat.
Yang makin membingungkan diamnya justru menjadikan makin terasa apa yang ada dibenaknya. Mengapa perasaan masih jua peka, padahal sudah aku minta jangan terlalu peka.
5.03.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar