Arya mulai sadar pertemuan dengan Kemala bukanlah keajaiban yang bisa mengembalikannya kepada otak cerdas seperti yang selama ini diharapkan, yang ada justru menyisakan pertanyaan yang tak pernah terjawab.
Tawaran mendapatkan tubuh Kemala juga bukanlah jawaban.
Sedang Datuk Yana yang masih berdiri tampak seolah mengetahui blue print kehidupan Arya. Sekarang makin jelas dihadapan Arya terbentang situasi yang memaksa otak primitifnya untuk dipastikan berfungsi menjadi makin dominan. Arya tak mempunyai pilihan lain, dia harus melepaskan mimpi tentang kehidupan normal. Rupanya Datuk Yana telah mengembalikan Arya pada tempat dimana seharusnya Arya berpijak.
Arya telah siap, dia memejamkan mata lalu mengambil nafas dalam-dalam kemudian melepasnya dengan lapang. Datuk Yana tersenyum tipis melihat Arya mulai tampak bisa ikhlas melepas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar