Tetua memungut sehelai rambut Arya yang terjatuh dilantai kayu, kemudian membentangkannya dengan kedua tangan, sesaat kemudian tetua mengerutkan kening mencermati.
"Helai rambutmu mencatat banyak hal tentang perempuan yang kau rindukan. Bahkan pesta para raja tak lagi mampu mengalihkan perhatianmu kepadanya, iblis bersedia siang dan malam berupaya memilihkan kalimat terbaik yang diambil dari syurga untukmu, agar kau leluasa menyusun syair untuk dia. Harum cendana tak akan melebihi harum tubuhnya"
Setelah selesai helai rambut itu dimasukan dalam kotak kayu panjang yang ada disamping tetua.
Arya terheran untuk apa sehelai rambutnya disimpan.
Tetua mengusap wajahnya lulu menghela nafas.
"Alam hidup dengan adanya manusia.
Manusia hidup dengan adanya ruh.
Ruh hidup dengan adanya akal.
Akal hidup dengan adanya ilmu.
Ilmu hidup dengan adanya perbuatan.
Perbuatan hidup dengan adanya ikhlas"
Tetua lalu memejamkan mata menunggu arya berkalimat.
Arya sadar siapa yang sekarang dihadapi, sedang Dewi terdiam seolah juga menunggu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar