Tak terdengar ada suara langkah kaki, tiba-tiba Tuan Guru Wahab sudah berada disamping kiri Arya. Berikutnya tampak Tuan Guru Wahab beradu pandang dengan Datuk Yana dan tanpa sedikitpun ada hirau terhadap Arya, juga tak sepatah kata yang terucap dari bibir keduanya. Arya makin tak memahami ada apa sebenarnya, apa yang mereka berdua rencanakan dari pertemuan ini.
"Jangan mendengar dengan telinga, pandang bagian mata mereka, kau akan tahu apa yang mereka sedang bicarakan" bisik perempuan itu sambil ujung jari tangannya menyentuh dada Arya dengan lembut.
"...sudah tiba rupanya waktu yang ditentukankan, kau jangan kawatirkan, kau juga melihat Dewi masih lekat pada Arya....."
justru yang makin membingungkan Arya, ketika ternyata benar, Arya bisa mengerti apa yang dikatakan Tuan Guru Wahab terhadap Datuk Yana tanpa menggunakan telinganya untuk mendengarkan, setelah melihat tatapan mata dari Tuan Guru Wahab.
Sesaat kemudian Tuan Guru Wahab mengalihkan pandangan matanya pada Arya, lalu bibir tua itu mengatakan
"Jika kau masih menginginkan perempuan yang berada di Belanda itu, Dewi bisa mengambilkan jantung pun hatinya untukmu, Dewi benar dengan semua bisikannya, jangan kau pernah meragukan.
Arya..., Aku dan juga Datuk dulu pernah membuat perjanjian dengan seseorang dan tak terasa sekarang waktunya telah tiba, sekarang aku minta kau temui orang itu, Dewi akan menunjukan kemana arah dan siapa orangnya.
Jaga dirimu baik-baik, pesanku"
lalu terlihat Tuan Guru Wahab memejamkan kedua pelupuk mata.
"Hai.." Arya menoleh kearah perempuan yang baru diketahui namanya itu. Tetapi bukannya ada yang hendak dikatakan, melainkan Dewi hanya tersenyum genit sambil berlalu menjauh kearah belakang Arya.
Terkejut Arya setelah menoleh mengembalikan pandangan semula dan mendapati dirinya telah sendirian, Datuk Yana dan Tuan Guru Wahab sudah tidak ada, yang tersisa hanya kesunyian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar