5.10.2012

Udara membawa suasana resah dan tak bersahabat, langit yang tadinya membiru berubah menjadi gelap. Entah apa yang terjadi.
"jangan diam, ayolah katakan ya" perempuan berwajah ayu di waktu itu kini telah muncul kembali entah dari mana berasal, dia telah membisik teramat dekat dengan telinga Arya.
"Tidakkah kau merindu tajam kata-katanya yang membuat luka dihati seperti disayat sembilu hingga menetes air matamu sampai ke jantung.
Tidakkah kau merindu kebersamaan dengannya saat musim kembang berkembang, saat kupu-kupu mengitari taman, saat-saat kau dan dia bercanda tawa dengan ditemani lembut hembusan angin.
Atau tidakkah kau merindu melihat linang airmatanya yang lebih bening dari kristal menetes di pipi lembutnya.
Bukankah dia sempurna.
Aku tentu bisa mewujudkan, tinggal kau katakan ya"

Arya tak mampu berfikir lagi, terlihat Datuk Yana masih berdiri berjarak beberapa langkah didepan Arya dengan mata masih terpejam tanpa ada reaksi apapun. Sedang perempuan itu terlihat dekat sekali dengan Arya, dia terlihat sibuk membisik-bisik.

"Percayalah aku bisa mengambilkan jantungnya untukmu, bahkan aku bisa membawakan senyum pun lembut tubuhnya untukmu jika kau mau.
Hingga kau bisa merasakan pedih hatimu yang teramat dalam saat bersamanya.
Bukankah raut wajah itu masih saja membayang, bahkan sampai saat hari yang gelap dan dingin itu datang menjemputmu.
Ayolah..., katakan ya.."

Nafas perempuan itu terasa ditelinga menyebarkan aroma lembut harum, menarik seluruh kesadaran Arya pada Kemala.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...