Rasanya Rahwana tak sebegitu gila seperti dalam kisah Ramayana.
Tak mungkin Rahwana menjadi sedemikian parah jika Shinta tak pernah memberi kedipan mata hingga menusuk jantung sang raja.
Tindakan dramatis sang raja untuk mencuri sang dewi mungkin berawal dari perasaan sang raja yang makin tercampur aduk, antara kebencian yang menyusup tipis dengan kerinduan akan saat-saat kebersamaan mereka, yang dahulu pernah mereka lalui berdua, maka rasa itu selalu menyelimuti di tiap malam sang raja, malam yang selalu sunyi dan dingin, lalu berujung dengan tidak mampu lagi sang raja menterjemahkan selain mencuri sang dewi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar