Apa yang mempengaruhi fungsi otak menjadi demikian kacau hingga parah,
hilang ingatan.
Ibu Hana termasuk yang parah. Kemungkinan disebabkan oleh saking
lamanya ibu Hana tak mendapat penanganan secara serius, hingga
berdampak fatal. Bahkan ketika di awal kesediaannya berkomunikasi
untuk meminta makanpun ibu Hana menggunakan bahasa isyarat
(mengarahkan tangannya ke mulut sendiri secara berulang, lupa bahasa
yang tepat untuk menyatakan makan/lapar) Semua memori bahkan yang
sangat dasar hampir semua hilang. Sisi pencirian bahwa dia makluk
sosial hampir tak ada. Semua hilang waktu itu.
Sekarang Nirmala terdiam, nalarnya berusaha mencari kemungkinan paling
efektif untuk mengkonstruksi ulang kesadaran ibu Hana. Walau sudah
lebih dari 50 persen ingatan ibu Hana telah kembali namun Nirmala
merasa masih ada beberapa bagian dari ingatannya itu palsu. Bagaimana
mungkin sesuatu yang tidak pernah ibu Hana alami seolah dengan benar
ibu Hana mengalaminya.
Nirmala semakin yakin jika ingatan itu palsu setelah dia memastikan
apa yang diceritakan oleh ibu Hana di cek kebenarannya, ternyata tak
pernah ada catatan dari pihak kepolisian daerah tentang adanya
kecelakan yang meruntuhkan jembatan pada tahun 2005 di tempat seperti
yang ibu Hana maksud.
Sedang dari cara ibu Hana bercerita tidak menunjukkan adanya
permasalahan dengan kondisi jiwa. Cerita yang benar-benar mampu ibu
Hana ceritakan secara berulang tanpa ada perbedaan kronologis dari
cerita satu dengan cerita yang lain.
" Kau seperti ayahmu, terlalu larut untuk mencapai sesuatu, kadang
abaikan terhadap hal yang kau anggap tidak ada kaitannya dengan yang
kau tuju, walau itu sebenar hal dasar.
Kau kadang merasa tak yakin dengan dirimu sendiri, itu membuat kau
susah bergaul. Kau baru sedia berkawan jika perasaanmu telah
memastikan keadaan benar baik.
Kau sedang terjebak romantisme sesaat yang pernah kau alami dan
sekarang kau tak bisa melawan perasaanmu sendiri" ucap ibu Hana dengan
senyum tuanya. Tergambar jelas sisa-sisa kecantikan masa lalu dari ibu
Hana.
Nirmala terkejut bukan main, darah seperti terhenti pun wajahnya
memucat. Tak ada yang luput apa yang diucap oleh ibu Hana. Bagaimana
dia bisa tahu.
Ibu Hana tahu jika dia telah salah berkalimat berusaha lekas menggapai
tangan Nirmala, namun Nirmala menghindar.
Ibu Hana surut kebelakang terlihat ketakutan, wajahnya berubah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar