Angga tahu jika pelayanan yang diberikan hanya akan sedikit saja bisa
mengurangi apa yang Nirmala harap. Nirmala yang memiliki trah walau
itu dari garis ibu namun dia tetap membawa darah agung.
Layaknya perempuan garis biru yang lain, Nirmala memiliki selera yang
Angga tak akan pernah bisa mengerti.
Tapi hidup tak pernah ingkar, apapun yang seseorang sedang hadapi
sebenarnya adalah hal yang seseorang itu sendiri pernah harap. Hidup
mengabulkan apa yang seseorang itu sendiri minta bukan apa yang
seseorang itu pikirkan.
Cinta dari keduanya hanya permainan dari keinginan, bukan kemauan.
Terbukti dari Nirmala yang tak pernah benar-benar mau terhadap Angga,
namun hanya rasa inginnya disentuh oleh cinta sajalah yang lebih
menguasai, dan setelah Nirmala kembali pada kesadaran pokok dari
kehidupannya sendiri maka status menjadi penting dan ternyata Angga
adalah hal yang tidak mungkin.
Tapi bagi Angga status bukanlah prioritas. Angga memahami cinta
sebagai pelayanan yang menuntut iklas, yang berarti tak pernah ada hak
baginya.
Angga tak pernah main-main pun dia tak pernah tahu apa itu sungguh-sungguh.
12.21.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar