Perasaan itu masih, Nirmala tidak tahu lagi cara melenyapkan. Bahkan
untuk apa dilenyapkan Nirmala juga tidak tahu.
Ingin menjauh? sedang terlalu dekat tak pernah, apalagi seiya-sekata.
Kegilaan Angga terhadap dirinya adalah jawaban atas adanya rasa itu,
mungkin, dan itu hanya kemungkinan.
Nirmala hampir tak menyadari jika apa yang ada pada diri Angga adalah
cermin dari setiap nafasnya sendiri yang terasa berbeda dengan yang
lain.
Jauh dan gelapnya Angga setara dengan sepi dan takutnya sendiri.
Kebodohan Angga cermin dari hal yang dia merasa benar-benar tidak mampu.
"Apa yang ada dalam pikiranmu Ga" gumam Nirmala.
Sedang mata terpejam menahan setengah dari perasaannya yang telah lelah.
"Bukan kau Angga, kau salah"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar