Apa yang mengikat perasaan, begitu kuat mengakar. Laki-laki yang tak
begitu pintar telah berani melepas isi hati pada perempuan yang
nyata-nyata bukan untuknya.
Jika jawabnya cinta bukan hal logis maka untuk apa bahas.
Di negeri tanpa human error, orang-orang tergabung. Mereka
mengandalkan perasaan tanpa berani menganalisa lebih jauh.
Cinta adalah perasaan, cinta membuat mabuk kepayang.
Angga tak lagi tergantung pada tetua, Angga telah bisa menata perasaan sendiri.
Pagi-pagi Angga telah menyiapkan beberapa kertas ukuran hvs beserta
tinta pelik, dia ingin keluar menuju pohon Asam di perbatasan. Angga
ingin menuangkan apa yang menggumpal dalam perasaannya pada kertas.
Selalu begitu cara Angga mengungkap apa yang tak bisa diutarakannya,
karena Angga tak secakap Pram dalam penyampaian, dan sketsa merupakan
penumpahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar