Angga hanya bisa merasakan kecemasan Nirmala tapi dia tak pernah tau
apa yang seharusnya diperbuat.
Gumpalan gelisah dan sedikit takut di dada Nirmala benar-benar Angga
ikut merasa.
"Kau dewi yang seharusnya agung" ucap Angga.
Hampir gelap, justru membuat Angga lebih bisa menumpah seluruh
pemujaan terhadap Nirmala. Sket berubah menjadi gambar sempurna. Angga
benar-benar larut, lupa diri. Seluruh kesadaran hanya tertuju pada
Nirmala, sedang gelap telah sempurna.
"Nirmala" ucapnya ketika terasa tiup angin dingin mengembalikan
kesadarannya pada tubuh.
Barangkali ini saat Angga terlihat sangat bodoh, ketika Angga dikuasai
perasaan, ketika tak sedikitpun terlihat memiliki kecerdasan yang bisa
diandalkan untuk menopang hidup agar bisa lebih baik.
Tak terlihat ada kesungguhan hati yang benar-benar bisa konsisten
untuk tujuan hidup, tak memiliki prioritas selain larut dengan
perasaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar