8.30.2012

Andika

"Aku tidak begitu yakin dengan kalimatmu yang tadi kudengar" Andika
mulai mengeluarkan ganjalan dibenak, walau sangat jelas kami sudah
lelah, untuk memulai diskusi rasanya tak terlalu cukup lagi sisa
tenaga, tubuh hanya ada diantara rasa kantuk dan keengganan pulang,
sepertinya ada yang memaksa membangkitkan topik.
"Konsep yang kau susun sepertinya menarik, tapi bisakah kau sebut dari
mana asal kutipan pustaka yang menjadi sumber pengetahuanmu" sesaat
Andika terdiam, walaupun sangat tipis namun aku masih bisa menangkap
maksud Andika bertanya, yang jelas dia mengambil kesempatan dengan
pulangnya Jali. Sedikit berharap ada kejelasan atas ngawurku dan tidak
harus Jali turut mendengar.
"Sudah kuduga kau tidak bisa menjelaskan. Rip..., yang aku dengar tadi
sama sekali tidak menjelaskan apa-apa, kecuali kekonyolan.
Jaman sudah modern, filsafat sudah jauh ketinggalan, sekarang tiba
masa petik buah bukan masa pengembangan sains, apalagi memulai dengan
filsafat" Andika mengambil nafas dalam-dalam, memeras sisa tenaga
dengan mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya.
"Jika kain sudah mudah sekali didapat dipasaran dengan varian yang
beribu untuk apa harus memintal sendiri?" jelas sekali Andika ingin
menghabisi aku. Aku mengangkat muka memandang langit yang remang
dengan sedikit bintang. Haruskah aku mencari pembenaran, haruskah aku
tidak mau kalah, sedang sejak awal aku telah siap atas segala
konsekuensi. Walaupun aku mempunyai analogi lain untuk mematah analogi
Andika.

Aku juga Andika membiarkan keheningan menguasai, lelah tak mau kalah
menduduki kekuasaan atas tubuh.

Saat seperti ini, ketika telah habis pijakan akal waras selalu saja
membangkit kenangan tentang dia. Dulu aku sering kehabisan energi demi
bisa mendapat sedikit sapa dari perempuan yang aku sadari telah
membanting kesadaranku.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...