Kesadaran waras tinggal seperempat, bahkan kurang yang ada, mata
terlihat berat, sedang mulut terus menyuarakan kalimat-kalimat ajaran
Tuhan, jelas sekali minta dibenarkan semua keyakinan yang dimilikinya.
Jali adalah sahabatku, dia singgah dengan aroma alkohol pekat. Ini
yang kadang aku tidak pernah faham, mengapa aku harus berhadapan
dengan situasi seperti ini. Tapi bukankah jali datang kepadaku dengan
kesadaran yang masih tersisa, bukankah aku sisanya yang ada di kepala
Jali.
Tidak banyak yang bisa aku lakukan terhadap Jali, kecuali membiarkan
dia ngoceh tak karuan arah.
Jadi teringat kalimat dalam kitab yang dulu sering aku kupas
"tempat iblis ada disetengah hati manusia, dan setengahnya lagi ada di
minuman keras" itu kira-kira terjemahannya.
Satu hal yang aku coba amati, seperti inikah aku dulu jika sedang
mabuk?, control suara pun etika kalimat lengah, memori-memori yang
seharusnya disimpan terkeluarkan semua.
Sedikit geli jika aku bandingkan dengan ketika aku sedang mabuk
cinta. Mungkin jua tak akan jauh berbeda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar