"Tanda hidup adalah tumbuh, tumbuh berarti melampaui, melampaui
berarti meninggalkan yang ada, ada kasat mata onggok tak berguna, ruh
penyangga hidup, bahasa hidup berbeda dengan bahasa pikiran, dengan
pikiran bisa menggelapkan hati dan perasaan dengan pikiran pula bisa
menerangkan hati dan perasaan, hati dan perasaan yang terang
membersihkan perbuatan, hidup melibatkan hati dan perasaan tanda
manusia yang tercermin pada akal budi, hidup mengandalkan naluri dan
insting tada rendah kehidupan seperti hewan" Urip menghentikan susunan
kalimat dalam satu tarikan nafas.
Urip terlihat hafal dengan apa yang diucapkannya itu, tapi sama sekali
kalimat yang diucapkannya itu tidak tercermin pada perbuatannya.
Bahkan kalimat yang didengar Dimah malah terdengar seperti orang yang
marah, dongkol.
"Nah marah..., ya kan?" Dimah meledek Urip.
6.21.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar