Aku sedia sepenuh hati ketika semua jalanmu telah buntu. Darah dan
tulang seperti yang pernah kau bilang. Jika hal itu bisa membuatmu
lebih tenang, hingga kau bisa kembali fokus pada apa yang kau tuju
sejak awal, awal kau melangkah ke negeri orang.
Kau dulu menantangku untuk memainkan permainan.
Ya, waktu itu aku sedih karena kau tak hirau setiap aku ingatkan.
Sedang hukum dari alam yang aku ketahui segala sesuatu memiliki dua
sisi yang berbeda dan kedua sisi tersebut wajib ada sejak awal
keberadaannya. Sisi awal yang sedang dihadapi seseorang memiliki batas
ukur yang sepadan dengan pengukuran sisi kedua.
Jika seseorang tak hirau pada sesuatu yang sedang dihadapi maka
seseorang tersebut sebenarnya sedang mempersiapkan dirinya untuk hirau
pada sesuatu yang sedang dihadapinya itu.
Sama halnya ketika kau ingin melupakanku maka ingat juga harus kau
dapat. Dua sisi tak terpisah.
Ah..., kau kokoh, kau bukan itu. Aku tahu itu hanya kegelisahan sesaat
dan esok semua akan berlalu.
6.17.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar