Hanya sumpah-serapah Mudya yang sama sekali tidak enak untuk didengar
memecah, Nungkai benar-benar kewalahan menghadapi perempuan tua itu
juga Mudya yang agresif
Tapi Nungkai bukan orang yang mudah dijatuhkan, terbukti dengan masih
ada pertahanan dan sedikit upaya melawan. Pun seburuk apa pribadi
Nungkai masih ada tersisa rasa setia membela kawan, terlihat dari
caranya melindungi Nisa dari ancaman yang dianggap serius. Setiap
kali perempuan tua itu hendak melempar mantra pada Nisa maka selalu
pula Nungkai telah mendahului menjadikan dirinya sebagai perisai,
hingga tak sekalipun perempuan itu pernah bisa menyentuh Nisa.
Ada sedikit yang mengejutkan Nungkai, karena dia tidak mengira jika
Mudya ternyata juga bisa menggunakan sihir, sedang sepengetahuannya
selama ini Mudya hanya seorang yang banyak bicara dan sibuk mengurusi
selera makan dengan gayanya yang sok borju.
Seharusnya Nungkai tidak boleh menganggap rendah orang lain, sedang
dia sangat tahu jika sesuatu itu dianggap remeh maka sesuatu itu pula
suatu ketika bisa berubah menjadi sangat serius.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar