4.04.2013

Di Balkon Atas

Urip menjaga Dimah yang masih lemas di pembaringan dengan sabar, tak
terlihat lagi kecemasan yang meliputinya, sedang Beng ditemani Salma
berada di balkon atas.
"Aku berharap Nungkai menemukan apa yang dia cari. Barangkali
sebagian orang hidup dengan mengejar sesuatu yang dia yakini benar,
hingga segalanya berjalan terasa cepat, sebagian yang lain memilih
menikmati dan membiarkan waktu berjalan lambat. Tak satupun benar juga
tak satupun salah.
Bagiku tak penting lagi arah yang aku tuju tapi apa yang aku lalui
akan menjadi catatan yang suatu masa akan aku ridukan.
Urip pria yang tidak aku sangka tapi ternyata cukup mengejutkan, walau
tak begitu indah, setidaknya untuk sesaat bisa terhapus kesedihan yang
ada, walau itu berarti juga meremukkan perasaanku" ucap Salma.
"Apa yang membuatmu masih bertahan disini?" tanya Beng ingin lebih
jauh menggali sisi kehidupan Salma.
"Aku jatuh cinta pada tanah yang sekarang aku pijak, juga masih banyak
hal yang ingin aku capai disini dan itu belum aku dapat" jawab Salma.
"Setahuku Nungkai sangat mempercayaimu. Aku mengenal Nungkai sebagai
pribadi yang konsisten, tapi entahlah, sekarang aku mulai
meragukannya" Beng mengambil korek api lalu menyalakan rokoknya.
"Yang kalian lakukan sekarang sebenarnya hanya akan sia-sia. Aku rasa
pergeseran batas itu hanya konspirasi, aku mengenal mereka dan aku
tahu siapa yang bertipe kriminal, pun aku tahu apa yang mereka sedang
rencanakan. Mereka perlu kambing hitam"
Beng terdiam mendegar ucapan Salma. Sejak awal Beng juga merasa jika
memang ada yang tidak beres.
Keduanya larut menghabiskan waktu senja yang sempurna. Perjalanan yang
terpaksa harus ditunda karena kondisi Dimah yang masih belum
memungkinkan juga bukanlah berarti itu buruk.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...