Tak sekalipun bisa berlalu dari ingatan, walau dia telah berusaha
untuk kesekian kalinya.
Itu yang Beng katakan pada Salma tentang Urip dengan cintanya pada
perempuan yang terlanjur menyusup dalam setiap hembusan nafasnya.
Sedang kehidupan tak pernah sedetikpun sedia menunggu untuk
menjalankan ketentuan nasib.
Matahari terbit di timur dan ketiganya diantar Salma hingga pintu
pagar halaman. Salma masih tak percaya jika Urip orang yang telah
pernah menyentuh tubuhnya itu telah berlalu, sedang rasanya Salma
masih ingin mengetahui tentang Urip lebih jauh. Tapi kenyataan justru
lebih memaksa untuk menentukan langkah dari masing-masing keberadaan.
Mungkin takdir.
Masih berdiri di pintu pagar walau ketiganya telah hilang dari
pandangan. Akan seperti hari-hari sebelumnya yang sunyi, hanya ada
daun-daun dari pepohonan dan rumput menunduk terbasahi oleh embun di
pagi itu juga esok.
untuk kesekian kalinya.
Itu yang Beng katakan pada Salma tentang Urip dengan cintanya pada
perempuan yang terlanjur menyusup dalam setiap hembusan nafasnya.
Sedang kehidupan tak pernah sedetikpun sedia menunggu untuk
menjalankan ketentuan nasib.
Matahari terbit di timur dan ketiganya diantar Salma hingga pintu
pagar halaman. Salma masih tak percaya jika Urip orang yang telah
pernah menyentuh tubuhnya itu telah berlalu, sedang rasanya Salma
masih ingin mengetahui tentang Urip lebih jauh. Tapi kenyataan justru
lebih memaksa untuk menentukan langkah dari masing-masing keberadaan.
Mungkin takdir.
Masih berdiri di pintu pagar walau ketiganya telah hilang dari
pandangan. Akan seperti hari-hari sebelumnya yang sunyi, hanya ada
daun-daun dari pepohonan dan rumput menunduk terbasahi oleh embun di
pagi itu juga esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar