Narang bukan sedang bercinta lagi tapi di kekosongan hal yang
diingatnya hanya soal Arya yang menurut cerita telah tewas akibat
dihakimi oleh orang-orang gelap mata yang mengatasnamakan agama.
Arya yang tenggelam bersama cintanya juga kegagalan melaksanakan apa
yang diminta oleh Tuan Guru Wahab.
"Berapa besar cinta hanya bisa diukur oleh waktu dan apapun yang ada
dan sedang terjadi adalah hal terbaik dari yang Tuhan berikan" ujar
Lendra.
Keduanya masih belum bisa menemukan topik yang bisa klop.
Sedang Narang masih ragu untuk menyampaikan apa yang menjadi maksud
atas kedatangannya, ada sedikit terlintas jika Lendra bukanlah orang
yang tepat untuk diajak membicarakan hal yang melibatkan Nungkai
apalagi soal Tanah Dalam.
"Aku masih ingat bagaimana waktu itu Arya dengan bangga menunjukkan
tarian yang kekasihnya pernah ajarkan, Arya selalu bersemangat jika
mengambarkan dia, dia seorang perempuan yang sangat dikagumi.
Bodohnya Arya tetap saja berusaha menggapai dan tak menyadari jika
Arya pun perempuan itu sebenarnya telah saling memiliki, setidaknya
hati dan perasan masing-masing walau tanpa kulit lembut yang bisa
disentuh" Narang mengikuti saja arus yang paling memungkinkan untuk
diceritakan, walaupun itu sangat jelas dipaksakan.
4.26.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar