Emosi, perasaan, pikiran pun nalar lebih mungkin untuk dijadikan penopang keyakinan sebelum pengambilan keputusan atas kesempatan dari peluang yang dihamparkan oleh ruang dan waktu.
Tentu sangat bisa dipilih secara bebas dari janji yang ditawarkan untuk menjadi tujuan dalam hidup.
Untuk bertahan hidup, untuk menegaskan hidup, untuk menikmati hidup, atau membiarkan hidup berlaku atas mekanismenya sendiri.
Dan setelah semua ditawarkan tinggal kesediaan untuk memaknai kehidupan, jika disangka kehidupan bermakna maka akan menjadi bermakna, sehingga bisa dibeberkan dengan bumbu-bumbu yang menggairahkan untuk dicermati dan hidup akan terasa mempesona.
Sedang jika pilihan yang diambil tidak bersedia terhadap sangka akan makna kehidupan, maka boleh asyik dengan hampa dan tak perlu dimakna. Lalu katakan "ah..untuk apa"
Suatu ketika aku teringat akan seorang perempuan yang waktu itu memberiku kalimat "tiada sangka juga bisa dengan memecah sangka" waktu itu aku terkejut hingga perlu waktu yang cukup lama untuk menterjemahkan secara nyata kalimat itu dikehidupan.
Bahkan saat aku menulis inipun masih suka kehilangan makna dari kalimat itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar