"Tak satupun pijak kaki yang sia-sia melainkan kesalahan yang nyata dan akan menjadi pembenar di kemudian hari, sebab kesalahan hanya proses menuju benar. Juga tak akan pernah ada keinginan untuk berubah nasib karena inilah jalanku, aku suka menjadi aku, bagaimana mungkin aku berubah menjadi selain dari pada aku, baik pun buruk hanya penilaian manusia, bukan penilaian pemilik semesta sekalian alam.
Sekarang yang aku lakukan cukup dengan menyimpan dan menjaga namanya dengan baik dalam ingatan, tak lebih"
Ucap Arya kepada Dewi yang sedari tadi memandangi wajah Arya yang terlihat dingin. Seolah Dewi ingin mencari sendiri isi hati Arya, dibalik wajah Arya yang gamang.
Rupanya Dewi hanya melihat Arya sebagai pribadi yang keras kepala. Lebih mungkin jika dibilang egois.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar