Kalimat Arya yang terlontar sama sekali tak jelas kemana arah dan tujuannya.
Arya hanya tahu di kalimat untuk mewakili segala isi hatinya, melupa jika tubuh Dewi masih dingin dan sangat memerlukan sentuhan tangan nakalnya yang membuat cinta terasa lebih manis, ketika cinta dilumuri nafas yang menggelora. Tapi bukan Arya tak ingin, melainkan terlalu sulit bagi dia untuk berani.
Sedang Dewi merasa sakit dan ingin menangis, sungguh menjadi siksa ketika dia ingin mendapat perasaan dan tubuh Arya seutuhnya akan tetapi kenyataannya Arya hanya bisa memeluk. Tubuh mulus yang dimiliki rasanya seperti tak berguna.
"Aku perempuan, bukankah seharusnya tubuhku menarik ditiap lekuknya. Mengapa Arya tak menyentuhku dengan lebih" walau jelas dalam dekapan akan tetapi Dewi mulai ragu.
Dewi menghela nafas mengurangi kecamuk, sedang tangan mereka berdua saling terpaut, Dewi sangat mengharap keberanian Arya untuk lebih menunjukan rasa terhadap dirinya.
"Aku bisa merasakan apa yang Kemala rasakan, hanya bisa memandang dan tak lebih, sudah tentu sangat tidak memberi kenyamanan" Dewi berucap dalam hati, kemudian hanya diam dan tak tahu apa yang seharusnya dilakukan.
6.08.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar