"....dulu aku pikir benar, seperti yang aku lihat dan dengar tentang sahabatku, keluarga pun keyakinan yang aku yakini. Sekarang telah habis terbakar dan tinggal menyisakan abu yang mudah hilang tertiup angin.
Awalnya bingung dan sulit percaya ketika suatu hari menyadari burung gagak hitam telah menuntunku, dan saat aku memutuskan untuk mengambil jalan lain justru gagak hitam itu telah terlalu dekat denganku, enggan berlalu..."
Arya benar-benar mabuk berat, demi berusaha keras untuk lari, kali ini kelihatannya dia sedang tidak ingin bermesra dengan masalah, tidak seperti sebelum-belumnya yang bisa tersenyum ketika dihadang dengan kesulitan. Arya benar-benar kusut.
Sedang Dewi masih setia menuangkan arak kedalam gelas setiap kali Arya meminta. Dewi menyaksikan kehancuran perasaan Arya dengan diikuti oleh hatinya sendiri yang juga ikut hancur didalamnya.
Dewi telah menyadari jika Arya lebih daripada sekedar tuan yang harus dikabulkan setiap keinginannya demi mendapat pengikut dikemudian hari, sebagai konsekuensi atas layanan yang telah diberikan.
Dewi sungguh sangat sadar jika telah salah dengan mengharapkan Arya bukan sebagai tuan.
6.24.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar