Arya hanya menimbulkan beban di setiap tempat dia berpijak, seolah memendam kegelapan jika dilihat dari setiap kalimat yang tersampaikan, bahkan kelihatannya iblis telah menyatu, mendarah daging didalam hidupnya. Sangat wajar jika kehadirannya diragukan bahkan ditolak, tak terkecuali Kemala.
Sementara yang lain berlindung kepada Tuhan pencipta semesta sekalian alam dari pada godaan setan yang dikutuk dan dirajam. Sebaliknya Arya seolah asik bermesra.
Jalan masih panjang, awal atau akhir masih menjadi pertanyaan. Sedang Dewi masih setia menemani, menunggu Arya menentukan langkah yang meski ditempuh.
Dan Tuhanmu tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu sendiri. merubahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar