Tuan guru Wahab sudah berada disebelahku dan berkata.
"Dulu ada seorang pelacur yang bertaubat dan akhirnya menjadi sufi perempuan , namanya Rabiatul adawiyah. Pada suatu hari perempuan itu dilamar tiga laki-laki. Untuk menerima ketiganya tentu tak mungkin, lalu Rabiatul bertanya kepada ketiganya apa gerangan yang membuat mereka tertarik.
Laki-laki pertama menjawab jika mencintai karena keelokan yang tak tertandingi.
Laki-laki kedua menjawab jika mencintai karena Rabiatul telah bertaubat.
Dan laki-laki yang ketiga menjawab jika nafas Rabiatul yang selalu mengodanya siang pun malam.
Dikehidupan ini segalanya menjadi mungkin, bagaimana jika keelokan itu tiba-tiba sirna, bagaimana jika ternyata keburukan menimpa lagi, lagi, dan lagi, akankah cinta itu sirna.
Tentu Rabiatul waspada dan menerima yang ketiga, bukankah selama dia masih memiliki nafas laki-laki itu tetap setia. Bukankah nafas kerinduan tak menyoal apa atau siapa. Biarkan hidup menuntun bukan pikiran menuntun"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar