Menyusuri waktu bersama bayang-bayang kemesraan yang terlepas sebenarnya bukan pilihan menyenangkan, apalagi nafas kerinduan masih bersemayam dijiwa. Tapi setidaknya dialah perempuan yang bisa mengembalikan jiwaku setelah terlalu lama dicuri oleh penguasa kegelapan.
Perahu kayu bermesin tarik yang kunaiki terus melaju menyusuri sungai melawan ombak dari tongkang besar dan kapal pinisi, perairan sudah mulai sibuk. Pagi masih gelap tapi aroma yang khas mulai terasa, sebentar lagi akan sampai muara. Saat diam mata tertuju pada selular yang sejak tadi ditangan sebelah kiri, mungkin aku berharap ada sesuatu, ketika dilayar selular terlihat namanya ingin rasanya menekan tombol warna hijau, tapi segera kualihkan pandang.
Kabut tipis menghalangi pandangan, agak kesulitan mencari dermaga kecil yang dulu aku sering menambatkan perahu, terlihat baur. Tak lama aku mencari dermaga,samar-samar tampak laki-laki telanjang dada sedang menyiapkan perahu, mungkin itu dermaga yang aku cari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar