Angin barat membawa dingin, mendung hitam tampak berat, selembar kertas sketsa wajahnya yang tadi ada ditangan, aku biarkan terlepas terbang terbawa angin.
Aku dan dia hanya berdiri saling membisu menahan kecamuk, kalimat mungkin malah menambahkan berat. Mungkin aku dan dia sudah tak bisa membedakan antara benci, cinta atau rindu.
Seolah sama seperti awal jumpa, berjalan menyusur waktu tanpa aba-aba. Telah cukup waktu untuk saling mengerti, tapi tidak untuk memahami.
Angin makin dingin membawa daun berterbangan menari bersama rumput. Dia melangkahkan kaki meninggalkanku yang masih bisu, tak terjadi apa-apa, hanya saling mengerti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar