Menurut cerita orang-orang aku dipungut guru wahab sejak umur berkisar tiga tahun. Aku tak pernah ingat bagaimana kejadiannya, hanya saja aku terkadang ingat pernah tinggal bersama keluarga dimana ada ayah, ibu, dan dua orang kakak perempuan, tapi selalu gagal tiap mengingat kelanjutannya. Sisanya yang kadang mengusik perasaan yaitu sebuah kejadian dimana aku mulai siang menunggu ibu itu didepan pintu rumah sambil menggambar di tanah dengan berharap ibu lekas kelihatan, tapi tak kunjung datang hingga larut malam yang dingin dan aku belum mandi, mata terasa kantuk, lalu kantuk makin berat, kemudian aku menutup pintu kayu warna kuning dan menuju tempat tidur sambil berlinang air mata. Dan ketika terdengar adzan subuh aku terbangun berharap ibu ada disebelahku. Tetap tak ada.
Sungguh kenyataan yang buruk sejak awal aku sudah dibuang.
Pernah aku menayakan pada perempuan yang sekarang kuanggap sebagai ibu, anak siapa aku sebenarnya, jawab ibu “ya anak ibu, lihat samakan senyumnya”Malam mulai dingin aku menatap langit yang penuh bintang tampak mempesona.
“Sudah…, teringat dia lagi?” ibu tiba-tiba sudah disamping dan mengejutkanku
“Nanti juga baikan, kau sudah bayak berubah, ibu yakin perempuan itu memang sangat pintar, padahal kau tak mudah dipengaruhi, tapi perempuan itu bisa mempengaruhimu” aku hanya tersenyum.
“Kok ibu jadi ingin ketemu dengan dia, bawa dia kemari.., kenalkan pada keluarga kita” Terkejut aku mendengar permintaan ibu. Bagaimana tidak, sedang aku tak pernah berani membantah ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar