Aku tiba-tiba merasa sedikit curiga, biasanya guru Wahab meledekku ketika aku bicara soal wanita, jarang sekali beliau serius ketika berdua denganku, biasanya kebersamaan justru diisi dengan canda untuk melepas segala penat dari hari-hari yang dipenuhi dengan melayani tamu dan santri.
"Benar apa kata guru Wahab" suara perempuan yang tadi sebelum guru Wahab datang terdengar dekat sekali dengan telinga kanan, aku menoleh dan tepat beradu muka dengannya. Aku bingung, namun ketika aku menoleh kearah guru Wahab, beliau sudah tidak ada.
"Begitu suci perempuan itu dimatamu, kau agungkan perempuan melebihi dewi, bukankah dia yang terbaik dari semua perempuan yang pernah kau kenal. Lihatlah bidadaripun cemburu ketika kau memujanya.
Ayolah... katakan ya, dan tak akan lebih dari kedip mata, maka kau sudah dapatkan hatinya"sambil ujung jarinya menyentuh pipiku.
Otakku buntu, yang ada hanya tentang dia, teringat ketika dia bercerita tentang Royal Albert Hall yang berada di kota Westminster, London, Inggris, dia menceritakan jika waktu itu berada di balkon kedua dan larut diantara ribuan penonton yang dibuai Adele dengan konsernya. Dia bercerita betapa megah hall bundar itu, tentang kagumnya pada Adele sosok perempuan yang mampu mengkombinasi antara kemampuan konstrusi nalar hayal yang disuport dengan perasaan dan berhasil mengungkap melalui vokalnya yang terasa all out.
"Benar apa kata guru Wahab" suara perempuan yang tadi sebelum guru Wahab datang terdengar dekat sekali dengan telinga kanan, aku menoleh dan tepat beradu muka dengannya. Aku bingung, namun ketika aku menoleh kearah guru Wahab, beliau sudah tidak ada.
"Begitu suci perempuan itu dimatamu, kau agungkan perempuan melebihi dewi, bukankah dia yang terbaik dari semua perempuan yang pernah kau kenal. Lihatlah bidadaripun cemburu ketika kau memujanya.
Ayolah... katakan ya, dan tak akan lebih dari kedip mata, maka kau sudah dapatkan hatinya"sambil ujung jarinya menyentuh pipiku.
Otakku buntu, yang ada hanya tentang dia, teringat ketika dia bercerita tentang Royal Albert Hall yang berada di kota Westminster, London, Inggris, dia menceritakan jika waktu itu berada di balkon kedua dan larut diantara ribuan penonton yang dibuai Adele dengan konsernya. Dia bercerita betapa megah hall bundar itu, tentang kagumnya pada Adele sosok perempuan yang mampu mengkombinasi antara kemampuan konstrusi nalar hayal yang disuport dengan perasaan dan berhasil mengungkap melalui vokalnya yang terasa all out.