2.04.2014

Ujar Salma

Terlalu sering sudah Angga berpikir untuk mencari ganti, dia merasa
jika ketidak pastian itu seperti ingin membunuhnya dengan perlahan,
tapi Angga tak pernah bisa berpaling.
Setiap kali upaya berpaling justru mempertegas bahwa Angga sangat
perlu Nirmala untuk tetap ada. Setiap keras upaya Angga hanya
mempertegas bahwa Nirmala tak mungkin terdua.
Angga sangat percaya jika pohon Washuta memang tanaman dewa yang
memberi isyarat kutukan atas sikap berani seseorang untuk mengambil
resiko.

"Bayangkan jika cinta itu tak pernah tumbuh di hati dan perasaanmu.
Jika cinta itu tak pernah ada mungkin kau tak tahu kalau kau masih
memiliki hati yang bisa merasa.
Dengan cinta kau bisa merasakan hidup begitu indah, indah yang tak
seperti bayangan pikiran cerdasmu.
Indah menurut hati tak mungkin bisa kau lihat, dengar atau kau raba.
Indah yang terasa di hati dan perasaanmu sangatlah sempurna, indah
yang tak memerlukan ruang dan waktu.
Pohon itu bukan tak bisa diperlihatkan kepada garis keturunan tanah,
tapi keturunan tanah cenderung melupakan hati demi pengejaran dari apa
yang mereka pernah dilihat pun dengar. Pengejaran yang mengandalkan
logika cerdas hingga melupa adanya hati.
Sedang garis keturunan cahaya sangat percaya jika dunia adalah
perhiasan palsu, tentu mereka cenderung mengimani mata hati.
Pohon Washuta hanya bisa dilihat dengan mata hati, dan kau cenderung
mengunakan hati dalam berkehidupan bukan kecerdasan logika yang
dipengaruhi panca indra.
Itulah sebabnya kau bisa melihat pohon Washuta" ujar Salma.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...