Pohon yang memiliki batang besar dan kokoh di bagian bawah, namun sama
sekali tidak pernah memiliki daun. Pohon yang berukuran setara dengan
besar ukuran cinta kasih dari siapa yang mengetahui pohon itu.
Pohon yang hanya bisa disaksikan oleh manusia yang masih memiliki
keturunan cahaya, dan tidak akan diperlihatkan kepada garis keturunan
tanah.
Angga tak menemukan keterangan lebih detil dari pohon Washuta, pohon
yang menurut kabar memiliki pengaruh sihir asmara hingga ke urat nadi
dan itu sangat kuat. Celakanya Angga dengan tidak sengaja telah
melihat pohon asmara itu. Angga menjadi resah, seolah dia melihat
betapa dirinya tak akan bisa lari dari cinta yang benar-benar
menyeretnya pada drama tak berujung, lebih seperti kutukan.
Makin tercenung lagi Angga ketika menyadari bahwa dirinya termasuk
orang yang bisa melihat pohon itu, bukankah garis keturunan tanah
adalah manusia biasa dan manusia menurut ketentuan tak akan pernah
bisa melihat pohon itu, apa itu berarti dia bukanlah manusia
sepenuhnya.
Angin berhenti, malam terasa gerah, mungkin sebentar lagi hujan.
Lolong anjing hutan terdengar sahut-menyahut.
Angga berusaha mulai menerima kenyataan, seburuk apapun dirinya maka
itulah kenyataan dirinya. Cinta adalah permainan, harmoni kehidupan,
sedang alam memberi kesempatan kepada yang terkena api cinta itu untuk
mengolah sejauh mungkin dalam rasa, presentasi bebas.
"Nirmala..."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar