"Manusia lebih memiliki kemampuan adaptasi dari makluk lain. Manusia
bisa hidup di padang pasir, lautan atau daerah yang paling dingin
sekalipun. Manusia bisa menjadi apapun yang manusia itu mau.
Di awal menghirup udara manusia hanya kosong, fitrah. Setelah eksis
maka manusia bisa membentuk esensinya sendiri. Manusia bisa dibentuk
menjadi kristiani, majusi atau muslim. Manusia bisa membentuk dirinya
sendiri sebagai maling, pemimpin, pendakwah atau apa saja yang mereka
mau untuk adaptasi mempertahankan eksistensinya.
Konsep dasar kebebasan manusia.
Mirna, aku sama seperti kau. Kau memiliki optimisme yang hanya kau
sendiri ketahui, pun aku. Dan kita merdeka atas nafas kita
masing-masing, semua orang juga sepakat akan hal itu.
Ketika kenyataan menuntunku pada kondisi terburuk dari kehidupan yang
telah aku lalui aku sama sekali tak kuasa menolak, walau aku sadar,
aku masih waras.
Cinta telah menancapkan jarum berkarat di hatiku, perasaanku seperti
dihimpit batu besar hingga terasa susah untuk bernafas.
Angga bodoh tapi dia bisa menyakiti aku dengan sempurna, aku hampir
tak bisa bergerak aku lemah dibuatnya.
Aku sangat tahu jika Angga tidak bangga dengan itu, karena dia juga
terbelenggu, hatinya terpenjara hingga dia juga hampir tak mampu lagi
bernafas.
Angga bodoh tapi dia memiliki kesetiaan, kesetiaan yang tidak dimiliki
laki-laki cerdas yang ada disekitarku.
Angga bodoh tapi dia sedia menahan sakit demi aku.
Aku sadar jika tidak akan mendapat apapun dari Angga kecuali berbagi
rasa sakit, rasa sakit yang tidak bisa aku beli di swalayan.
Kau benar Jika Angga merupakan presentasi dari apa yang telah hilang
dariku. Benar, aku tidak mencintai Angga, tapi aku mendapat apa yang
aku rindukan, sesuatu yang orang lain tidak akan mengerti.
Inilah esensiku Mir"
"Ih.. Keluar taringnya, Nirmala yang cantik ternyata bisa lebih galak
dari Salma ya!" tawa Mirna setengah tertahan, jelas itu ledek. Sedikit
salju yang turun diluar membawa dingin namun sama sekali tidak bisa
memberikan warna indahnya kecuali terasa tetap menyudutkan Nirmala,
terasa mencibir atas pembelaan diri Nirmala, pembenaran yang telah
disusun dan telah keluar dari bibirnya yang lembut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar