Nirmala tahu jika orang-orang disekitar Angga selalu resek. Nirmala
membisikkan kalimat suci demi menyentuh bagian terdalam perasaan
Angga, sebagai cara berkomunikasi, demi menjaga hubungan yang makin
terasa janggal, bukan sedang memerlukan asumsi.
Salma di mata Nirmala tak lebih dari ahli sihir yang menjadikan alam
sebagai laboratorium, jauh dari sosok yang bisa memahami kesucian
ayat. Orang-orang disekitar Angga hanya garis kiri yang lebih dekat
pada atheis. Suka membalik ayat demi menghalalkan apa yang mereka
sedang lakukan.
Nirmala merindu pada Angga. Nirmala sangat suka ketika dirinya menjadi
sosok yang diperlukan, sosok yang diperjuangkan, suka ketika Angga
menjadi gila demi mengejar dirinya. Nirmala rindu cara Angga mencintai
dirinya.
Nirmala termenung, sekarang ada perasaan takut kehilangan, sedang dia
tahu rasa tak mungkin bisa memiliki Angga seutuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar