"kau tak belajar tahu diri"
"Sudah terlambat dan aku suka membiarkan semua, aku suka dia, aku tahu
jika semua makin jauh dari rasional. Setiap usahaku melupa malah lebih
menyatakan bahwa aku tak bisa melupa.
Aku tak bisa melawan hatiku. Aku hanya tahu dia selalu ada.
Biarkan aku bergabung dengan iblis jika itu harus menjadi pilihan"
ujar Angga makin gelap mata.
Angga tak ingin berpaling. Nirmala telah ada disepruh hidupnya.
Sebagian nafas yang dimiliki sangat jelas hanya demi Nirmala.
"Kasih maafkan aku, telah mencintaimu" Angga menarik nafas, membiarkan
bayangan senyum Nirmala menguasi darah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar