"Menurut kabar pemukiman orang-orang Tanah Dalam sangatlah jauh dari
batas yang kita ketahui itu, dan kabarnya pula disana bukanlah tempat
yang baik, kita hanya akan mendatangi petaka, secara teknis wilayah
itu tidak masuk dalam peta.
Tapi setidaknya aku masih tetap berusaha untuk mengendalikan rasa
takut" ucap Dimah
"Barangkali itulah yang menjadi alasan mengapa aku begitu
memikirkanmu, bukanlah soal Tanah Dalam, karena sepengetahuanku kau
hanya perempuan yang tertarik terhadap sastra, aku masih belum percaya
kau berada disini, dan aku rasa disini bukanlah tempat yang seharusnya
untukmu.
Namun kenyataannya kita sekarang berada ditempat yang benar sangat
jauh, seolah membawa kita pada masa yang telah lalu, jauh dari
peradaban.
Walaupun sesungguhnya aku taklah jauh beda denganmu, juga merasa ragu
apakah kita berada di jalur yang benar, lebih buruk lagi mungkinkah
kita akan bisa kembali" timpal Urip.
Beng tak hirau terhadap pembicaraan keduanya. Beng lebih tertarik
dengan isi buku yang akhir-akhir ini sering tertunda untuk dibacanya.
Malam semakin tinggi dan langit gelap penuh dengan bintang, api masih
cukup menghangatkan tubuh mereka bertiga.
3.09.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar